"Nafas" kelompok Santoso sudah sesak
2 April 2016 18:07 WIB
Dokumentasi sejumlah prajurit TNI menyusuri jalan setapak dalam hutan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (24/3). Operasi Tinombala dalam misi memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016. (ANTARA FOTO/Edy)
Mataram, NTB (ANTARA News) - "Nafas" kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), gerakan radikal yang dipimpin Santoso alias Abu Wardah yang berdomisili di Poso, Sulawesi Tengah, kini sudah semakin terasa sesak.
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, kepada wartawan saat datang berkunjung ke Lombok Tengah, Sabtu, mengatakan, nasib dari kelompok radikal yang kerap mengancam keamanan dan ketentraman masyarakat itu tinggal menunggu waktu saja.
"Mereka sudah terjepit dan terkurung, tinggal menunggu waktu saja," kata Nurmantyo.
Terkait perkembangan Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah itu, dia enggan menyebutkan. "Tanyakan kepada Kapolri, karena TNI dalam operasi ini hanya memberikan bantuan dalam bentuk BKO prajurit," ujarnya.
Namun, dalam mendukung pelaksanaan operasi yang di gelar selama 60 hari terhitung sejak 10 Januari 2016 itu, TNI memberikan dukungan sepenuhnya. "Kami membantu semaksimal mungkin apa saja yang diperlukan dalam operasi ini, baik itu pasukan atau pun lainnya," ucapnya.
Hingga saat ini, diperkirakan jumlah pasukan Santoso alias Abu Wardah tersisa kurang dari 30 orang. Setelah sebelumnya terjadi baku-tembak antara pasukan gabungan TNI/Polri dengan kelompok Santoso, yang mengakibatkan 10 diantaranya tewas dan tiga berhasil ditangkap.
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, kepada wartawan saat datang berkunjung ke Lombok Tengah, Sabtu, mengatakan, nasib dari kelompok radikal yang kerap mengancam keamanan dan ketentraman masyarakat itu tinggal menunggu waktu saja.
"Mereka sudah terjepit dan terkurung, tinggal menunggu waktu saja," kata Nurmantyo.
Terkait perkembangan Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah itu, dia enggan menyebutkan. "Tanyakan kepada Kapolri, karena TNI dalam operasi ini hanya memberikan bantuan dalam bentuk BKO prajurit," ujarnya.
Namun, dalam mendukung pelaksanaan operasi yang di gelar selama 60 hari terhitung sejak 10 Januari 2016 itu, TNI memberikan dukungan sepenuhnya. "Kami membantu semaksimal mungkin apa saja yang diperlukan dalam operasi ini, baik itu pasukan atau pun lainnya," ucapnya.
Hingga saat ini, diperkirakan jumlah pasukan Santoso alias Abu Wardah tersisa kurang dari 30 orang. Setelah sebelumnya terjadi baku-tembak antara pasukan gabungan TNI/Polri dengan kelompok Santoso, yang mengakibatkan 10 diantaranya tewas dan tiga berhasil ditangkap.
Pewarta: Dhimas Pratama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: