Pasien DBD rumah sakit di Lebak 560 orang
1 April 2016 23:24 WIB
Dokumentasi seorang anak dirawat akibat menderita penyakit demam berdarah dengue, di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Riau, Rabu (3/2). 560 pasien DBD dirawat di rumah sakit di Lebak, Banten. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Lebak, Banten (ANTARA News) - Pasien penderita demam berdarah dengue yang dirawat inap di dua rumah sakit di Kabupaten Lebak, Banten, sejak Januari-Maret 2016 mencapai 560 orang, empat di antaranya meninggal dunia.
Dari pantauan, Jumat, menunjukkan pasien DBD di dua rumah sakit di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, meningkat karena berdasarkan laporan tiga bulan terakhir tercatat 560 orang antara lain RSUD Adjidarmo Rangkasbitung sebanyak 405 orang dan Rumah Sakit Misi Rangkasbitung 155 orang.
Dari 560 penderita DBD itu, empat di antaranya meninggal dunia.
Mereka pasien DBD itu warga Kabupaten Lebak sendiri juga dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Bogor.
"Semua penderita DBD terlayani di ruangan kelas I sampai III," kata Kepala Bagian Humas RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, Budi Kuswandi di Rangkasbitung, Jumat.
Ia mengatakan, kasus DBD selama ini mengalami peningkatan akibat cuaca yang terkadang hujan juga terkadang kemarau sehingga berpotensi berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti atau nyamuk pembawa virus DBD.
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat jika terkena DBD segera dilarikan ke rumah sakit agar tidak semakin parah.
Sebab, penderita DBD biasanya trombosit terus menurun sehingga bisa mengancam keselamatan jiwa.
"Kami minta jika demam tiga hari tidak menurun maka segera dilarikan ke rumah sakit," katanya.
Ia juga meminta warga meningkatkan kebersihan lingkungan melalui pengoptimalan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga melakukan kegiatan 3M (mengubur, menutup, menimbun) barang-barang bekas.
Selain itu juga pemberian abate dan penggunaan kelambu guna menghindari gigitan nyamuk.
"Kami bekerja keras petugas medis mengoptimalkan pelayanan kesehatan agar seluruh pasien DBD ditangani dengan baik hingga sembuh kembali," ujarnya menjelaskan.
Di tempat terpisah, Kepala Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Misi Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Darya, mengatakan selama ini jumlah penderita DBD cukup padat sehingga ruangan inap penuh.
Pergerakan penyakit DBD meningkat karena perubahan musim hujan sehingga berpotensi munculnya kasus penyakit tersebut. "Kami bekerja keras menangani DBD agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr Firman Rahmatullah, mengatakan, selama ini pergerakan penyakit DBD meningkat karena tibanya musim hujan sehingga berpotensi pada perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Ia meminta warga untuk segera memeriksakan diri jika mengalami demam atau memiliki gejala DBD ke rumah sakit terdekat.
Pemeriksaan tersebut guna mengetahui penyebab suhu demam karena khawatir demam berlarut-larut yang mengakibatkan penderita syok.
"Saya kira lebih baik diperiksakan dulu untuk mencegah penyakit yang mematikan itu," ujarnya.
Dari pantauan, Jumat, menunjukkan pasien DBD di dua rumah sakit di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, meningkat karena berdasarkan laporan tiga bulan terakhir tercatat 560 orang antara lain RSUD Adjidarmo Rangkasbitung sebanyak 405 orang dan Rumah Sakit Misi Rangkasbitung 155 orang.
Dari 560 penderita DBD itu, empat di antaranya meninggal dunia.
Mereka pasien DBD itu warga Kabupaten Lebak sendiri juga dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Bogor.
"Semua penderita DBD terlayani di ruangan kelas I sampai III," kata Kepala Bagian Humas RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, Budi Kuswandi di Rangkasbitung, Jumat.
Ia mengatakan, kasus DBD selama ini mengalami peningkatan akibat cuaca yang terkadang hujan juga terkadang kemarau sehingga berpotensi berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti atau nyamuk pembawa virus DBD.
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat jika terkena DBD segera dilarikan ke rumah sakit agar tidak semakin parah.
Sebab, penderita DBD biasanya trombosit terus menurun sehingga bisa mengancam keselamatan jiwa.
"Kami minta jika demam tiga hari tidak menurun maka segera dilarikan ke rumah sakit," katanya.
Ia juga meminta warga meningkatkan kebersihan lingkungan melalui pengoptimalan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga melakukan kegiatan 3M (mengubur, menutup, menimbun) barang-barang bekas.
Selain itu juga pemberian abate dan penggunaan kelambu guna menghindari gigitan nyamuk.
"Kami bekerja keras petugas medis mengoptimalkan pelayanan kesehatan agar seluruh pasien DBD ditangani dengan baik hingga sembuh kembali," ujarnya menjelaskan.
Di tempat terpisah, Kepala Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Misi Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Darya, mengatakan selama ini jumlah penderita DBD cukup padat sehingga ruangan inap penuh.
Pergerakan penyakit DBD meningkat karena perubahan musim hujan sehingga berpotensi munculnya kasus penyakit tersebut. "Kami bekerja keras menangani DBD agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr Firman Rahmatullah, mengatakan, selama ini pergerakan penyakit DBD meningkat karena tibanya musim hujan sehingga berpotensi pada perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Ia meminta warga untuk segera memeriksakan diri jika mengalami demam atau memiliki gejala DBD ke rumah sakit terdekat.
Pemeriksaan tersebut guna mengetahui penyebab suhu demam karena khawatir demam berlarut-larut yang mengakibatkan penderita syok.
"Saya kira lebih baik diperiksakan dulu untuk mencegah penyakit yang mematikan itu," ujarnya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: