Jakarta (ANTARA News) - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Manager Nasution mengatakan keluarga berhak mengetahui penyebab kematian Siyono sehingga perlu otopsi terhadap jenazahnya.

"Komnas HAM sudah ke lapangan dan bertemu dengan keluarganya, dalam hal ini istrinya. Mereka meminta dilakukan otopsi terhadap jenazah Siyono," kata dia dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Manager mengatakan pernyataan dan permintaan Suratmi --istri Siyono yang saat ini dalam pantauan Komnas HAM-- menjadi salah satu fakta yang akan digunakan Komnas HAM dalam merumuskan rekomendasi.

Menurut dia, Komnas HAM terus berkoordinasi dengan keluarga dan kuasa hukumnya, yaitu Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Dalam melakukan otopsi, Komnas HAM akan berkoordinasi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Komnas HAM mendorong otopsi, selain karena permintaan keluarga, juga agar kasus tersebut terang benderang," tutur Manager.

Dia mengatakan bila hasil autopsi menyatakan kematian Siyono wajar, maka hal itu dapat menjadi salah satu cara menjaga nama negara.

"Namun, bila hasil otopsi menyatakan kematian Siyono tidak wajar, maka Komnas HAM akan memberikan rekomendasi agar kasus tersebut diselesaikan. Negara harus hadir untuk melindungi dan memenuhi hak-hak warga negara," katanya.

Menurut data Komnas HAM, Siyono adalah orang ke-121 yang tewas sebagai terduga teroris tanpa menjalani proses hukum sejak Detasemen Khusus 88 Antiteror dibentuk.