BI : pertumbuhan uang beredar M2 Februari melambat
31 Maret 2016 18:13 WIB
ilustrasi Petugas menunjukkan pecahan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (15/3/16). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/16)
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan likuiditas perekonomian uang beredar dalam arti luas atau M2 pada Februari 2016 tumbuh 7,2 persen secara tahunan, lebih lambat dibanding Januari yang naik 7,7 persen secara tahunan.
Perlambatan M2 sebagian besar dipengaruhi oleh turunnya pertumbuhan penyaluran kredit yang pada Februari 2016 tumbuh 8 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau sebesar Rp3.996,6 triliun atau lebih rendah dibandingkan Januari 2016 sebesar 9,3 persen, berdasarkan publikasi statistik Bank Indonesia yang dikutip Antara di Jakarta, Kamis.
BI menyatakan perlambatan penyaluran kredit terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI).
Sedangkan, berdasarkan komponennya, perlambatan M2 bersumber dari komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan simpanan berjangka dan tabungan, baik rupiah maupun valas, serta giro valas (uang kuasi).
M1 pada Februari 2016 tumbuh 11,6 persen, lebih rendah dibanding Januari 2016 sebesar 14 persen dan uang kuasi tumbuh 5,9 persen pada Februari 2016, lebih rendah dibanding Januari 2016 sebesar dan 6,3 persen.
BI juga mencatat suku bunga kredit mengalami penurunan, sementara pergerakan suku bunga simpanan bervariasi.
Pada Februari 2016, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,79 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 12,83 persen.
Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka 1, 6, dan 12 bulan tercatat masing-masing sebesar 7,32 persen, 8,43 persen, dan 8,40 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,51 persen, 8,50 persen, dan 8,43 persen.
Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka 3 dan 24 bulan masing - masing tercatat sebesar 7,97 persen dan 9,10 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,90 persen dan 9,06 persen.
Perlambatan M2 sebagian besar dipengaruhi oleh turunnya pertumbuhan penyaluran kredit yang pada Februari 2016 tumbuh 8 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau sebesar Rp3.996,6 triliun atau lebih rendah dibandingkan Januari 2016 sebesar 9,3 persen, berdasarkan publikasi statistik Bank Indonesia yang dikutip Antara di Jakarta, Kamis.
BI menyatakan perlambatan penyaluran kredit terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI).
Sedangkan, berdasarkan komponennya, perlambatan M2 bersumber dari komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan simpanan berjangka dan tabungan, baik rupiah maupun valas, serta giro valas (uang kuasi).
M1 pada Februari 2016 tumbuh 11,6 persen, lebih rendah dibanding Januari 2016 sebesar 14 persen dan uang kuasi tumbuh 5,9 persen pada Februari 2016, lebih rendah dibanding Januari 2016 sebesar dan 6,3 persen.
BI juga mencatat suku bunga kredit mengalami penurunan, sementara pergerakan suku bunga simpanan bervariasi.
Pada Februari 2016, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,79 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 12,83 persen.
Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka 1, 6, dan 12 bulan tercatat masing-masing sebesar 7,32 persen, 8,43 persen, dan 8,40 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,51 persen, 8,50 persen, dan 8,43 persen.
Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka 3 dan 24 bulan masing - masing tercatat sebesar 7,97 persen dan 9,10 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,90 persen dan 9,06 persen.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: