Surabaya (ANTARA News) - Direktur Utama PT Industri Kereta Api (INKA) R Agus H Purnomo mengaku ditawari membangun pabrik di Mesir sekaligus mengembangkan pusat pembuatan kereta api di pasar internasional.
"Mesir menawari kami untuk membangun pabrik pembuatan kereta api di sana," ujarnya kepada wartawan di sela pelepasan ekspor gerbong kereta api tahap pertama di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis.
Secara umum, pihaknya mengaku siap jika PT INKA juga memiliki pabrik di Mesir, asal mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat, termasuk faktor penganggaran.
"Berat memang membangun di sana karena pekerja dan keuangan harus benar-benar mendukung. Tapi kalau dimodali, ya kami siap-siap saja," ucapnya.
Selain mendapat tawaran membangun pabrik di Mesir, PT INKA saat ini mengikuti proses tender di beberapa Negara dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama Pemerintah Pusat agar mampu memenangkannya.
Usai membuktikan mampu mengekspor 150 unit gerbong kereta api penumpang ke Bangladesh senilai 72,3 juta dolar AS, sekarang BUMN yang berlokasi pusat di Madiun, Jawa Timur, tersebut mengikuti tender di Negara yang sama senilai 120 juta dolar AS.
Kemudian, proses tender ke Pakistan senilai 200 juta dolar AS, Thailand senilai 25 juta dolar AS, serta Sri Lanka yang nilainya belum disebutkan.
"Kami harus bersaing dengan Negara lain, terutama Tiongkok, yang memang menjadi saingan terkuat untuk proses tender ini. Semoga PT INKA yang terpilih," katanya.
Sebagai gambaran kualitas hasil produksi, pihaknya mengikutkan pelatihan terhadap pekerjanya, baik di dalam maupun luar negeri, sekaligus menambah keahlian yang nantinya disalurkan di lingkungan pekerjaan.
Di PT INKA, lanjut dia, dengan jumlah pekerja 3.200 orang yang bekerja selama 24 jam, setiap tahunnya mampu memproduksi 200 unit gerbong kereta api penumpang, serta 1.000 unit gerbong kereta api barang.
PT INKA ditawari bangun pabrik di Mesir
31 Maret 2016 17:57 WIB
ilustrasi Industri Kereta Api (Inka). (FOTO ANTARA/Siswowidodo) ()
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: