Rakyat antar wali kota jujur ini ke peristirahatan terakhirnya
31 Maret 2016 16:13 WIB
Peti mati yang membawa mantan wali kota Toronto Rob Ford dibawa masuk ke Katedral St. James di Toronto, Kanada. Rob Ford dikenal jujur, ceplas ceplos dan membela rakyat biasa. Dia meninggal dalam usia 46 tahun akibat kanker (Reuters)
Toronto (ANTARA News) - Ribuan orang tumplek pada pemakaman mantan wali kota Toronto Rob Ford yang selama empat tahun memerintah kota terbesar di Kanada dikenal penuh kontroversi namun berkata jujur, antara lain oleh pengakuannya sebagai penghisap kokain dan prilakunya yang sulit diduga.
Para pendukung antre di jalan-jalan di pusat kota Toronto untuk menjadi saksi prosesi pemakaman dari balai kota di mana 5.000 orang melewati kerandanya selama dua hari, ke gereja di mana dia dikenang berkat dekat dengan rakyat.
Ford yang menikah dan ayah dari dua anak, meninggal dunia 22 Maret lalu dalam usia 46 tahun. Saat meninggal dunia, dia adalah anggota dewan kota dan tengah menjalani perawatan untuk penyakit kanker yang dideritanya.
Kendati terkenal karena ketergantungannya kepada narkotika, pernyataan publiknya yang kontroversial dan rangkaian video yang memperlihatkan perilaku buruknya, baik para pendukung maupun lawan politiknya mengenang dia sebagai orang yang dekat dengan rakyatnya.
"Dia adalah orang yang membumi. Dia tidak malu-malu untuk mengungkapkan perasaannya. Dia tidak bermuka dua," kata pengemudi taksi Behrouz Khamseh (58).
Ford, seorang politisi Konservatif, terpilih menjadi wali kota pada Oktober 2010, dengan platform prorakyat kendati dia sendiri orang yang kaya raya.
Dia kerap disamakan dengan bakal calon presiden AS utama dari Partai Republik Donald Trump karena sama-sama sering berbicara terus terang dan kerap ofensif. Dia dipilih oleh rakyat yang merasa diabaikan oleh elite politik.
Ribuan pendukung berjalan di belakang peti mati Ford di sepanjang pusat kota Toronto, sedangkan ribuan lainnya antre untuk mendapatkan satu tempat duduk di katedral di mana pemakaman diadakan.
Layar-layar televisi menyorot tenda-tenda yang menjamur demi menyaksikan pemakaman sang wali kota yang dicintai rakyatnya itu.
Pensiunan pekerja layanan kesehatan Noreen Murphy (51) membentangkan bendera bertuliskan "wali kota terbaik" di luar katedral.
"Tak ada orang yang peduli kepada sesamanya. Dia adalah orang yang berani keluar dan menciptakan perbedaan," kata dia.
Sejumlah elite politik Kanada dan anggota keluarga Ford bergantian menyampaikan eulogi untuk sang mantan wali kota.
Adiknya menyebut dia "wali kota Kanada," sedangkan anak perempuannya yang masih berusia 10 tahun dan bernama Stephanie menyebut ayahandanya itu sebagai orang besar yang telah menolong banyak orang.
Ford menarik diri dari pencalonan kembali wali kota Toronto setelah didiagnosis kanker pada September 2014. Namun dia masih terpilih sebagai anggota DPRD.
Semasa menjadi wali kota, dia mengakui penghisap kokain, membeli narkoba yang terlarang, dan berkendara dalam keadaan mabuk.
Dia menolak seruan mundur, tetapi kemudian memeriksakan diri ke klinik rehabilitasi pada Mei 2014 setelah mengakui mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Ford pernah berkata kepada Fox News mengenai harapannya menjadi perdana menteri Kanada suatu hari nanti, demikian Reuters.
Para pendukung antre di jalan-jalan di pusat kota Toronto untuk menjadi saksi prosesi pemakaman dari balai kota di mana 5.000 orang melewati kerandanya selama dua hari, ke gereja di mana dia dikenang berkat dekat dengan rakyat.
Ford yang menikah dan ayah dari dua anak, meninggal dunia 22 Maret lalu dalam usia 46 tahun. Saat meninggal dunia, dia adalah anggota dewan kota dan tengah menjalani perawatan untuk penyakit kanker yang dideritanya.
Kendati terkenal karena ketergantungannya kepada narkotika, pernyataan publiknya yang kontroversial dan rangkaian video yang memperlihatkan perilaku buruknya, baik para pendukung maupun lawan politiknya mengenang dia sebagai orang yang dekat dengan rakyatnya.
"Dia adalah orang yang membumi. Dia tidak malu-malu untuk mengungkapkan perasaannya. Dia tidak bermuka dua," kata pengemudi taksi Behrouz Khamseh (58).
Ford, seorang politisi Konservatif, terpilih menjadi wali kota pada Oktober 2010, dengan platform prorakyat kendati dia sendiri orang yang kaya raya.
Dia kerap disamakan dengan bakal calon presiden AS utama dari Partai Republik Donald Trump karena sama-sama sering berbicara terus terang dan kerap ofensif. Dia dipilih oleh rakyat yang merasa diabaikan oleh elite politik.
Ribuan pendukung berjalan di belakang peti mati Ford di sepanjang pusat kota Toronto, sedangkan ribuan lainnya antre untuk mendapatkan satu tempat duduk di katedral di mana pemakaman diadakan.
Layar-layar televisi menyorot tenda-tenda yang menjamur demi menyaksikan pemakaman sang wali kota yang dicintai rakyatnya itu.
Pensiunan pekerja layanan kesehatan Noreen Murphy (51) membentangkan bendera bertuliskan "wali kota terbaik" di luar katedral.
"Tak ada orang yang peduli kepada sesamanya. Dia adalah orang yang berani keluar dan menciptakan perbedaan," kata dia.
Sejumlah elite politik Kanada dan anggota keluarga Ford bergantian menyampaikan eulogi untuk sang mantan wali kota.
Adiknya menyebut dia "wali kota Kanada," sedangkan anak perempuannya yang masih berusia 10 tahun dan bernama Stephanie menyebut ayahandanya itu sebagai orang besar yang telah menolong banyak orang.
Ford menarik diri dari pencalonan kembali wali kota Toronto setelah didiagnosis kanker pada September 2014. Namun dia masih terpilih sebagai anggota DPRD.
Semasa menjadi wali kota, dia mengakui penghisap kokain, membeli narkoba yang terlarang, dan berkendara dalam keadaan mabuk.
Dia menolak seruan mundur, tetapi kemudian memeriksakan diri ke klinik rehabilitasi pada Mei 2014 setelah mengakui mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Ford pernah berkata kepada Fox News mengenai harapannya menjadi perdana menteri Kanada suatu hari nanti, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: