Jakarta (ANTARA News) - Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia siap melakukan deportasi terhadap aktor Hollywood peraih piala Oscar 2016, Leonardo DiCaprio dari Indonesia jika terbukti melakukan pelanggaran terhadap visa kunjungannya ke Indonesia.

Pemain film Titanic tersebut, dinilai melakukan kampanye hitam (black campaign) terhadap perkebunan kelapa sawit Aceh ketika berkunjung ke Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Minggu (27/3) lalu.

"Kalau ada pernyataan yang mendiskreditkan pemerintah maupun kepentingan Indonesia, dia bisa dideportasi. Karena dia sedang berada di Indonesia. Imigrasi punya hak mendeportasinya," ucap Dirjen Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Ronny F Sompie di Jakarta, Kamis.

Menurut Ronny, hal itu sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepada Ditjen Imigrasi sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Dia menuturkan, jajaran Ditjen Imigrasi akan terus memantau keberadaan Leonardo DiCaprio selama berada di Indonesia, sebab, dalam visa yang diajukannya, dia hanya akan melakukan kunjungan wisata.

"Sehingga kalau dia berada di Indonesia untuk keperluan lain, dengan melakukan aktivitas yang mengganggu ketertiban umum maupun mengganggu kepentingan Indonesia, maka Imigrasi siap mendeportasi," tegasnya.

Ronny menuturkan informasi yang dia terima, rombongan Leonardo tiba di Bandara Kualanamu dari Jepang, Sabtu (26/3) pukul 06.45 WIB dengan menggunakan pesawat jet pribadi. Pada hari yang sama sekitar pukul 10.00 WIB, rombongan terbang ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) menggunakan helikopter.

Kemudian pada hari yang sama kembali ke Medan dan menginap di Hotel Marriot, sementara pada Minggu (27/3) sekitar pukul 17.05 WIB, rombongan berangkat dari Bandara Kualanamu menuju Palau.

"Sekarang informasi yang saya terima dia sudah berada di Jakarta," ujarnya.

Sebagaimana dalam catatan perjalanannya yang diunggah di akun instagramnya, Leo menyatakan kekecewaannya terhadap sejumlah hewan yang terancam punah habibatnya, salah satunya Gajah Sumatera.

Aktor peraih Piala Oscar 2016 itu menuding ekspansi perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab rusaknya ekosistem hutan yang juga menjadi sumber rantai makanan hewan-hewan langka seperti Gajah Sumatera.

"Di belantara ini jalur migrasi kuno gajah masih digunakan gajah-gajah liar. Namun, perluasan perkebunan kepala sawit telah memotong-motong jalur tersebut, sehingga keluarga gajah mengalami kesulitan menemukan sumber makanan dan minuman yang cukup," tulis pemeran Hugh Glass dalam film "The Revenant" itu.

Pernyataan Leonardo tersebut mendapat protes dari pengusaha sawit asal Aceh, Asmar Arsyad.

"Leonardo salah sasaran. Mestinya dia kampanye pelestarian lingkungan di hutan Amazon yang habis untuk perkebunan minyak nabati kedelai," kata Asmar.

Hal senada dinyatakan anggota Komisi IV DPR Firman Subagyo bahwa kedatangan Leonardo DiCaprio ada maksud lain selain kepentingan kelestarian lingkungan.

"Sasarannya jelas. Pasti dia akan menembak perkebunan kelapa sawit dengan membungkusnya soal lingkungan," ujarnya.

Firman pun yakin apabila kedatangan Leonardo ini difasilitasi LSM-LSM berkedok lingkungan yang selama ini merongrong kedaulatan Indonesia.

"Oleh karena itu, saya sampaikan kepada Kepala BIN dan Kapolri untuk menindak tegas terhadap kelompok-kelompok tersebut. Saya minta (Ditjen) Imigrasi untuk mendeportasi Leonardo apabila dia terbukti melakukan black campaign sawit kita," tegas politisi dari Partai Golkar itu.