Tripoli/Roma (ANTARA News) - Puluhan pengungsi dikhawatirkan hilang ketika perahu yang mereka tumpangi tenggelam di lepas pantai Libya, Rabu, seorang juru bicara Angkatan Laut mengatakan.

Pada saat ini gelombang pendatang dari Afrika Utara menuju Eropa yang melintasi jalur berbahaya menunjukkan gejala meningkat, lapor Reuters.

Sebelumnya pihak berwenang di Italia disebutkan telah menyelamatkan 1.361 pengungsi dari kapal-kapal dan perahu karet yang mereka tumpangi, pada Rabu, di perairan Laut Tengah (Mediterania).

Juru Bicara pihak berwenang di Libya, Ayoub Qassem mengatakan bahwa petugas penyelamat mencegat sebuah kapal yang mengangkut 120 orang pendatang di pantai dekat Sabratha dan juga menyelamatkan 32 orang dari sebuah kapal yang tenggelam. Belum diketahui dengan pasti jumlah orang yang hilang.

Lebih dari 16.000 orang menantang maut menyeberang dari Afrika Utara menuju Italia pada triwulan pertama 2016, dan sekitar 6.000 orag melakukan tindakan serupa pada periode yang sama tahun 2015.

Jumlah pendatang yang baru diperkirakan bakal naik pada bulan-bulan mendatang ketika suhu udara semakin hangat dan perairan lebih tenang sehingga orang akan lebih mudah melakukan perjalanan laut.

Pejabat Italia mengatakan bahwa pembatasan jumlah pendatang yang menempuh perjalanan dari Turki menuju Yunani dapat mendorong peningkatan arus pengungsi melalui Libya ke Italia.

Meskipun demikian, sejauh ini, sangat banyak pendatang yang menggunakan jalur laut Mediterania yang terus berdatangan dari Sub-Sahara, tetapi tidak terliaht kenaikan besar dari pengungsi Suriah dan Afganistan yang lebih banyak menggunakan jalur Yunani.

Ratusan ribu pendatang telah mencapai Italia pada tahun-tahun terakhir ini, untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Barat.

Banyak dari mereka diperkirakan sudah pindah kebelahan utara Eropa, memanfaatlan kawasan perjalanan bebas paspor di Uni Eropa, tetapi langkah penundaan pakta perbatasan membuat mereka lebih mengalami kesulitan untuk pergi.
(Uu.M007/G003)