Moskow/Beirut (ANTARA News) - Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan tidak akan sulit untuk membentuk pemerintahan baru Suriah yang melibatkan pihak oposisi.

Sebaliknya pihak oposisi menyatakan tidak ada pemerintahan baru sepanjang Assad masih berkuasa.

Assad, yang didorong oleh sukses militer di Kota Palmyra, menyatakan rancangan konstitusi baru siap diajukan pekan ini dan sebuah pemerintahan yang akan terdiri dari kelompok oposisi, independen dan loyalis pemerintah siap untuk dibentuk.

Di tengah distribusi portofoio dan masalah teknis lainnya masih harus dirundingkan di Jenewa, "masalah pemerintahan baru bukan perkara sulit," kata Assad.

Kubu oposisi segera menampik pernyataan Assad itu dengan menyatakan penyelesaian politik bisa dicapai hanya dengan mendirikan pemerintahan transisi yang berkuasa, bukan lewat pemerintahan baru di bawah kendali Assad.

"Yang Bashar al-Assad bicarakan tidak ada hubungannya dengan proses politik itu," kata George Sabra dari Komite Tinggi Negosiasi.

Amerika Serikat juga menolak gagasan Assad itu.

Tetapi Assad juga menampik gagasan pemerintahan transisi yang disebutnya tidak logis dan tidak konstitusional.

"Untuk itulah penyelesaiannya adalah membentuk pemerintahan persatuan nasional yang mempersiapkan sebuah konstitusi baru," kata Assad.