Jayapura, Papua (ANTARA News) - Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Hinsa Siburian, mengakui masih ada hambatan dan kesulitan merekrut pemuda dan pemudi asli Papua untuk menjadi anggota TNI.

"Padahal untuk menjaring mereka, beberapa kriteria dasar sudah diturunkan, termasuk tinggi badan. Namun tetap saja kesulitan," kata Siburian, dalam rapat kerja bupati/walikota se-Papua, di Jayapura, Rabu malam.

Di tingkat paling bawah, kata dia, dia telah memerintahkan bintara pembina desa untuk proses perekrutan itu.


"Bahkan juga melatih mereka agar saat penerimaan bisa lolos tahapan yang dilakukan secara terpisah antara pemuda asli Papua dengan yang berasal bukan dari provinsi ini," katanya.

"Walaupun sudah menurunkan beberapa kriteria namun untuk kesehatan kami tidak main main, karena kalau tidak sehat, bisa bahaya," kata Siburian.

Wakil Kepala Polda Papua, Brigadir Jenderal Polisi Rudolf Rojak, juga menyatakan hal serupa. Contohnya, para pemuda Papua --terutama dari pegunungan-- banyak yang tidak bisa berenang.

"Kami mohon bantuan kepada bupati agar dapat membantu menyiapkan para pelajar yang berminat masuk polisi atau tentara dengan membekalinya baik fisik maupun lainnya, " harap Rojak.

Menurut dia, pemuda-pemuda Papua yang dididik jadi anggota polisi itu nantinya akan ditugaskan kembali ke daerah pengirimannya karena mereka lebih mengetahui budaya setempat.

"Juga kesehatan harus menjadi prioritas dan tidak ada toleransi," kata Rojak.