Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, mengingatkan bangsa Indonesia jangan minder dan mengalami perasaan rendah diri dalam menghadapi persaingan terkait pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Seharusnya sikap menghormati bangsa lain tidak menjadikan kita bangsa yang minder dengan warga asing," kata dia, dalam keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Selasa.
Dengan demikian, menurut dia, maka justru hadirnya MEA sejak 2016 itu juga perlu disikapi dengan positif.
Dia mengingatkan bahwa berdasarkan sejarahnya sejak dulu, bangsa Indonesia telah lama berdimensi global antara lain dengan telah lama masuknya pemikiran dari Timur Tengah.
Untuk itu, lanjutnya, hal terpenting yang dilakukan saat ini adalah meningkatkan sinergi antara pemerintah dan pengusaha guna meningkatkan kualitas pendidikan.
"Sinergitas inilah yang akan melahirkan nilai tambah dalam dunia pendidikan kita. Jangan sampai berjalan sendiri-sendiri," kata dia.
Sebelumnya, pengusaha dan CEO laman KapanKerja.com, William Salim, mengatakan, indikator yang baik dalam menghadapi MEA adalah SDM yang berkualitas khususnya di UMKM.
"Usaha rintisan dan UMKM di Indonesia bisa bersaing di pasar global syaratnya hanya satu, diisi oleh SDM yang berkualitas dan berkompeten, itu kuncinya," kata Salim, dalam pernyataannya, di Jakarta, Selasa (16/2).
Menurut dia, situs seperti KapanKerja.com "memaksa" setiap pribadi bisa menghadapi kompetisi dan membekali diri dengan bekal yang cukup, baik keahlian keras maupun keahlian lunak.
Salim yang juga ketua bidang inkubator Asosiasi Pengusaha Digital Indonesia berpendapat, cara konvensional mencari pekerjaan lewat iklan lowongan kerja di media cetak seperti koran, tabloid, majalah, dan lain sebagainya sudah lama ditinggalkan.
Kini, lanjutnya, pencari lowongan kerja pun cenderung mencari informasi lowongan pekerjaan secara daring lewat media internet, karena lebih praktis, efisien, dan cepat.
Indonesia jangan minder hadapi MEA
29 Maret 2016 18:26 WIB
Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid. (MPR)
Pewarta: Muhammad Rahman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: