10 terluka tembak dalam pemberantasan PETI
29 Maret 2016 15:50 WIB
Dokumentasi warga dan petugas berusaha mengevakuasi korban penambang emas yang masih tertimbun didalam lubang galian emas, di Kampung Cikahurip, Pasir, Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (22/7). Empat orang penambang emas liar tewas akibat tertimbun longsor. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Pemberantasan pelaku penambangan emas tanpa izin (PETI) di Dongi-dongi, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, berujung bentrok dengan polisi dan TNI, Selasa siang. 10 orang luka tembak peluru karet dan 50 lain ditahan polisi.
Bentrokan terjadi di sekitar pos Polisi Kehutanan Wilayah Ranoromba, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, mulai sekitar pukul 14.00 WITA saat aparat keamanan menghalau sekitar 700-an penambang dan warga Dongi-dongi yang sedang berkonvoi menuju Kota Palu untuk berdemonstrasi di DPRD Sulawesi Tengah.
Karena kesal perjalanan mereka dihalau, warga yang membawa benda-benda tajam seperti parang, kayu serta bambu itu mencoba menyerang aparat keamanan sehingga polisi terpaksa melepas tembakan peringatan, bahkan tembakan peluru karet ke arah warga.
"Ada 10 orang yang terluka kena peluru karet, namun sudah dilarikan ke RSU Bhayangkara Palu untuk mendapat perawatan," kata Wakil Kepala Polda Sulawesi Tengah, Komisaris Besar Polisi Leo Bona Lubis, yang berada di lokasi untuk mengendalikan situasi.
Sementara itu, 50-an warga terpaksa ditangkap aparat karena melempari petugas dan melakukan perlawanan dengan menggunakan benda-benda tajam.
Bentrokan terjadi di sekitar pos Polisi Kehutanan Wilayah Ranoromba, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, mulai sekitar pukul 14.00 WITA saat aparat keamanan menghalau sekitar 700-an penambang dan warga Dongi-dongi yang sedang berkonvoi menuju Kota Palu untuk berdemonstrasi di DPRD Sulawesi Tengah.
Karena kesal perjalanan mereka dihalau, warga yang membawa benda-benda tajam seperti parang, kayu serta bambu itu mencoba menyerang aparat keamanan sehingga polisi terpaksa melepas tembakan peringatan, bahkan tembakan peluru karet ke arah warga.
"Ada 10 orang yang terluka kena peluru karet, namun sudah dilarikan ke RSU Bhayangkara Palu untuk mendapat perawatan," kata Wakil Kepala Polda Sulawesi Tengah, Komisaris Besar Polisi Leo Bona Lubis, yang berada di lokasi untuk mengendalikan situasi.
Sementara itu, 50-an warga terpaksa ditangkap aparat karena melempari petugas dan melakukan perlawanan dengan menggunakan benda-benda tajam.
Pewarta: Anas Massa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: