"Tumpek Kandang" pada 30 April jadi pesona pariwisata Bali
27 Maret 2016 08:25 WIB
Dua petugas kebun binatang memasangkan kain pada seekor trenggiling saat peringatan hari khusus untuk binatang peliharaan atau disebut Hari Tumpek Kandang di Bali Zoo Park, Gianyar, Bali, Sabtu (9/8). Umat Hindu di Bali menggelar upacara khusus bagi binatang peliharaan setiap enam bulan sekali untuk memohon keharmonisan dan kelestarian bagi hewan peliharaannya. (ANTARA FOTO/Wira Suryantala) ()
Jakarta (ANTARA News)- Tradisi "Tumpek Kandang" di seluruh desa/kelurahan di Pulau Dewata pada 30 April 2016 akan menjadi salah satu pesona pariwisata Bali.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangan di Jakarta, Minggu, wisatawan mancanegara mencari keunikan dan kelangkaan tradisi yang bersanding rapi memegang teguh adat.
"60 persen wisman mencari objek-objek yang tradisinya masih kuat seperti Bali," katanya.
"Tumpek Kandang" merupakan salah satu upacara dalam rangka memuja keagungan Tuhan dengan cara melakukan pemeliharaan sebaik-baiknya atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau hewan peliharaan.
Tradisi ini dilakukan Sabtu Kliwon Wuku Uye menurut perhitungan kalender Bali-Jawa, dalam enam bulan sekali.
Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Agung Yuniartha mencontohkan sapi sangat membantu manusia, tenaganya untuk bekerja di sawah, susunya untuk kesehatan manusia bahkan kotorannya bermanfaat menyuburkan tanaman.
Sapi, kerbau, kuda, babi, anjing, kucing, ayam, burung, unggas, serta binatang lain akan diikutsertakan salam upacara "Tumpek Kandang" di pura setempat, dipimpin oleh pemuka agama Hindu.
Salah satu tempat upacara ini ada di
"Bali Zoo" di Singapadu, Kabupaten Gianyar. Secara simbolis, satwa dikeluarkan dari penangkaran untuk menjalani tradisi itu.
Pemuka agama setempat menghaturkan sesajen sebagai simbol penghormatan kepada dewa penguasa satwa yakni Sang Hyang Rare Angon sebagai perwujudan Dewa Siwa disertai doa-doa memohon keselamatan kepada seluruh satwa.
Budaya Bali yang unik dan wisatawan akan datang walaupun "tumpek kandang" sekadar tradisi terhadap binatang peliharaan namun begitu indah jika diikuti ritualnya, kata Agung.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangan di Jakarta, Minggu, wisatawan mancanegara mencari keunikan dan kelangkaan tradisi yang bersanding rapi memegang teguh adat.
"60 persen wisman mencari objek-objek yang tradisinya masih kuat seperti Bali," katanya.
"Tumpek Kandang" merupakan salah satu upacara dalam rangka memuja keagungan Tuhan dengan cara melakukan pemeliharaan sebaik-baiknya atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau hewan peliharaan.
Tradisi ini dilakukan Sabtu Kliwon Wuku Uye menurut perhitungan kalender Bali-Jawa, dalam enam bulan sekali.
Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Agung Yuniartha mencontohkan sapi sangat membantu manusia, tenaganya untuk bekerja di sawah, susunya untuk kesehatan manusia bahkan kotorannya bermanfaat menyuburkan tanaman.
Sapi, kerbau, kuda, babi, anjing, kucing, ayam, burung, unggas, serta binatang lain akan diikutsertakan salam upacara "Tumpek Kandang" di pura setempat, dipimpin oleh pemuka agama Hindu.
Salah satu tempat upacara ini ada di
"Bali Zoo" di Singapadu, Kabupaten Gianyar. Secara simbolis, satwa dikeluarkan dari penangkaran untuk menjalani tradisi itu.
Pemuka agama setempat menghaturkan sesajen sebagai simbol penghormatan kepada dewa penguasa satwa yakni Sang Hyang Rare Angon sebagai perwujudan Dewa Siwa disertai doa-doa memohon keselamatan kepada seluruh satwa.
Budaya Bali yang unik dan wisatawan akan datang walaupun "tumpek kandang" sekadar tradisi terhadap binatang peliharaan namun begitu indah jika diikuti ritualnya, kata Agung.
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: