Jakarta (ANTARA News) - Dekorasi perayaan Paskah di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, berkonsep ramah lingkungan dengan seminimal mungkin menggunakan bahan plastik dan styrofoam.

"Tahun ini panitia memilih konsep ramah lingkungan dengan cara menggantikan penggunaan plastik dan styrofoam dengan bahan kayu dan besi," kata Panitia Paskah 2015 Gereja Katedral, Susyana Suwadie, seusai misa Jumat.

Selain menggunakan kayu dan besi, ia mengemukakan, panitia juga menggunakan bahan-bahan daur ulang.

Susyana mengatakan, dalam perayaan Paskah sebelumnya banyak menggunakan bahan dari styrofoam dan plastik.

Namun, ia menyatakan, tahun ini panitia memilih konsep ramah lingkungan sesuai imbauan Paus Fransiskus yang menyerukan pertobatan ekologis.

"Hal ini sesuai dengan imbauan Paus Fransiskus bahwa tidak hanya memaafkan manusia, tetapi juga pertaubatan ekologis dengan tidak merusak lingkungan," ujarnya.

Dia mengatakan, pengurangan bahan plastik dan styrofoam sudah mulai dilakukan empat tahun yang lalu bersama kelompok lingkungan gereja.

Dekorasi Paskah berbahan ramah lingkungan itu terlihat dari tulisan "Taman Gestamani" bersiluet Yesus berdoa dan "Bukit Kalvari" berhias tiga salib, batu-batuan karang berbahan kertas.

Selain itu "Gerbang Paskah" di Gereja Katedral dibuat sebagai lambang setiap umat yang melewati gerbang tersebut akan meninggalkan dirinya yang lama dan menjadi manusia baru.

Sementara itu untuk dekorasi salib menggunakan bahan utama akrilik.

"Untuk salib panitia memilih akrilik karena dianggap lebih kuat dan lebih tahan lama," kata Susyana.

Tahun ini, panitia yang terlibat dalam kegiatan Paskah ada sekitar 60 hingga 80 orang.

Pada Jumat Agung ini, misa dilaksanakan tiga kali yaitu pada pukul 12.00 WIB, 15.00 WIB dan 18.00 WIB.

Sebanyak 5.000 jemaat memadati Katedral pada pukul 12.00 WIB, jumlah yang melebihi kapasitas karena panitia menyiapkan untuk 4.000 orang.

Sebelum misa siang, pada pagi hari telah dilakukan prosesi Jalan Salib dan Tablo Jalan Salib di Katedral.

Pada ibadah Jumat Agung para jemaat merenungkan kisah Tuhan Yesus dengan mendengarkan Passio.

Passio dalam bahasa latin berarti perasaan kuat yang sangat dalam, setelah Passio dilanjutkan dengan upacara cium salib untuk menunjukkan rasa hormat kepada yang tersalib.

Paskah 2016 mengambil tema "Kerahiman Allah Memerdekakan" sebagai bentuk ajakan memahami arti Kerahiman Allah.