Kemenko Kemaritiman senang Masela dikelola di darat
23 Maret 2016 15:21 WIB
Tenaga Ahli Bidang Kebijakan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Abdul Rachim (kiri) bersama Tenaga Ahli Bidang Media Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Arif Gunawan (tengah) dan Tenaga Ahli Bidang Kepariwisataan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Bambang Susanto (kanan) memberikan paparan dalam Focus Group Discusion (FGD) di Jakarta, Rabu (23/3). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pd/16)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyambut keputusan pemerintah yang menyatakan Lapangan Abadi di Blok Masela, Laut Arafura, dikelola di darat, dan menilai keputusan itu sesuai dengan rekomendasi mereka.
"Tentu gembira sekali. Ini sesuai dengan perhitungan-perhitungan Kemenko Maritim. Kami berusaha meyakinkan bahwa kami menghitung dengan benar," kata Tenaga Ahli Menteri Bidang Kebijakan Energi Kemenko Kemaritiman Abdulrachim di Jakarta, Rabu.
Menurut Abdulrachim, berbekal tenaga-tenaga ahli bidang pembangunan kilang, Indonesia memiliki banyak pengalaman untuk membangun kilang minyak di darat sehingga Inpex Corporation selaku kontraktor di ladang gas itu mau tidak mau harus ikut keputusan pemerintah membangun kilang di darat.
"Kita punya tenaga ahli yang puluhan tahun hidupnya di LNG. Dalam negeri punya banyak pengalaman bangun kilang darat. Inpex mau tidak mau harus ikut (keputusan). Kita tuan rumahnya. Mereka itu tamu, jangan mendikte tuan rumah," imbuhnya.
Abdulrachim menekankan, skema pembangunan kilang di darat akan berdampak besar bagi perekonomian di wilayah sekitar Maluku serta turut membangun industri petrokimia nasional.
"(Kilang) di darat nanti bisa dikembangkan ke macam-macam industri hilir seperti plastik, ban dan sebagainya. Berapa banyak orang yang nanti akan kerja kalau di bangun di darat seperti kos-kosan, warung, ojek. Kalau di laut, mau ngojek di mana?" ujar Abdulrachim.
Presiden Joko Widodo memutuskan proyek Blok Masela dibangun di darat dengan mempertimbangkan berbagai masukan dan saran.
"Ini adalah sebuah proyek jangka panjang tidak hanya 10 tahun, 15 tahun tapi proyek sangat panjang yang menyangkut ratusan triliun rupiah, oleh sebab itu dari kalkulasi perhitungan, pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya hitung kita putuskan dibangun di darat," kata Presiden setelah kunjungan kerja ke Entikong, Kalimantan Barat, hari ini.
"Tentu gembira sekali. Ini sesuai dengan perhitungan-perhitungan Kemenko Maritim. Kami berusaha meyakinkan bahwa kami menghitung dengan benar," kata Tenaga Ahli Menteri Bidang Kebijakan Energi Kemenko Kemaritiman Abdulrachim di Jakarta, Rabu.
Menurut Abdulrachim, berbekal tenaga-tenaga ahli bidang pembangunan kilang, Indonesia memiliki banyak pengalaman untuk membangun kilang minyak di darat sehingga Inpex Corporation selaku kontraktor di ladang gas itu mau tidak mau harus ikut keputusan pemerintah membangun kilang di darat.
"Kita punya tenaga ahli yang puluhan tahun hidupnya di LNG. Dalam negeri punya banyak pengalaman bangun kilang darat. Inpex mau tidak mau harus ikut (keputusan). Kita tuan rumahnya. Mereka itu tamu, jangan mendikte tuan rumah," imbuhnya.
Abdulrachim menekankan, skema pembangunan kilang di darat akan berdampak besar bagi perekonomian di wilayah sekitar Maluku serta turut membangun industri petrokimia nasional.
"(Kilang) di darat nanti bisa dikembangkan ke macam-macam industri hilir seperti plastik, ban dan sebagainya. Berapa banyak orang yang nanti akan kerja kalau di bangun di darat seperti kos-kosan, warung, ojek. Kalau di laut, mau ngojek di mana?" ujar Abdulrachim.
Presiden Joko Widodo memutuskan proyek Blok Masela dibangun di darat dengan mempertimbangkan berbagai masukan dan saran.
"Ini adalah sebuah proyek jangka panjang tidak hanya 10 tahun, 15 tahun tapi proyek sangat panjang yang menyangkut ratusan triliun rupiah, oleh sebab itu dari kalkulasi perhitungan, pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya hitung kita putuskan dibangun di darat," kata Presiden setelah kunjungan kerja ke Entikong, Kalimantan Barat, hari ini.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: