Badan Wakaf Indonesia siap bangun 10 Rusun
23 Maret 2016 15:20 WIB
Ilustrasi--Anak-anak penghuni rumah susun (rusun) sederhana jalan Rajawali bermain sepatu roda di pelataran masjid rusun, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (23/2). (ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)
Jakarta (ANTARA News) - Tiga kementerian akan bekerja sama membangun rumah susun (Rusun) di 10 titik di atas tanah wakaf dan diharapkan pekerjaannya sudah dapat dilakukan dalam waktu dekat.
Tiga kementerian dimaksud adalah Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kata Kepala Penyuluhan dan Kerja sama Wakaf, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama, Ahmad Muhajir Algadri, pada seminar wakaf nasional di Jakarta, Rabu.
Kerja sama dari ketiga kementerian tersebut, kata dia, merupakan bentuk komitmen dari para pengelola wakaf untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.
Selama ini, lanjut dia, wakaf baru dikenal sebatas benda tak bergerak seperti tanah namun untuk barang bergerak belum tersosialisasi secara baik.
Ada pun pemanfaatan wakaf tak bergerak seperti lahan yang diperuntukkan untuk rumah susun tersebut, juga merupakan terobosan dari Badan Wakaf Indonesia (BWI). Namun ia tak menyebut berapa nilai tanah dan dimana saja lokasi rumah susun tersebut akan dibangun.
"Dalam waktu dekat akan diumumkan," katanya tanpa mau menjelaskan lebih rinci.
Potensi wakaf di Indonesia, katanya lagi, sangat besar. Dari inventarisasi yang dilakukan pihaknya, sudah terdata berupa lahan seluas 4 miliar hektare. Masih banyak lagi yang belum terdaftar. Sementara wakaf dalam bentuk benda bergerak juga masih sangat besar.
Di Jakarta dan kota-kota lainnya, lahan wakaf yang diperuntukkan untuk rumah ibadah berupa masjid, masih banyak belum terdaftar. Ia berharap lahan tersebut segera didaftarkan ke Kementerian Agama.
Wakaf jika diberdayakan dengan baik akan menjadi kekuatan ekonomi yang sangat besar. Karena itu pula ia mengimbau kepada badan wakaf segera mendaftar sehingga ke depan dapat bersinergi dengan lembaga serupa.
Seminar wakaf nasional yang digelar Badan Pengelola Zakat Infaq Shadaqoh (BPZIS) Mandiri, menurut Ahmad Muhajir, diharapkan akan meneguhkan tekad para pengelola wakaf bahwa ke depan pemberdayaan wakaf akan meningkatkan derajat ekonomi bangsa.
Seminar itu sendiri diikuti ratusan peserta dari berbagai lembaga amil zakat, lembaga wakaf, lembaga swadaya masyarakat itu menghadirikan Dr Muhajir (Kementerian Agama) sebagai kaynote speech, Dr Amalia Fauziah, Noor Aziz (Lembaga Nazir Wakaf) dan Dr Zainulbahar Noor (Bank Wakaf Indonesia) sebagai narasumber.
Menurut Ketua Badan Pengelola Zakat Infaq Shadaqoh (BPZIS) Mandiri Tedi Nurhikmat, Singapura kini sudah melihat potensi bangkitnya ekonomi Indonesia jika wakaf dikelola dengan baik.
Wakaf di Indonesia adalah kekuatan besar yang tengah bangkit di tengah masyarakat ekonomi ASEAN, kata Tedi mengutip mantan perdana menteri Singapura Goh Chok Tong.
Tiga kementerian dimaksud adalah Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kata Kepala Penyuluhan dan Kerja sama Wakaf, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama, Ahmad Muhajir Algadri, pada seminar wakaf nasional di Jakarta, Rabu.
Kerja sama dari ketiga kementerian tersebut, kata dia, merupakan bentuk komitmen dari para pengelola wakaf untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.
Selama ini, lanjut dia, wakaf baru dikenal sebatas benda tak bergerak seperti tanah namun untuk barang bergerak belum tersosialisasi secara baik.
Ada pun pemanfaatan wakaf tak bergerak seperti lahan yang diperuntukkan untuk rumah susun tersebut, juga merupakan terobosan dari Badan Wakaf Indonesia (BWI). Namun ia tak menyebut berapa nilai tanah dan dimana saja lokasi rumah susun tersebut akan dibangun.
"Dalam waktu dekat akan diumumkan," katanya tanpa mau menjelaskan lebih rinci.
Potensi wakaf di Indonesia, katanya lagi, sangat besar. Dari inventarisasi yang dilakukan pihaknya, sudah terdata berupa lahan seluas 4 miliar hektare. Masih banyak lagi yang belum terdaftar. Sementara wakaf dalam bentuk benda bergerak juga masih sangat besar.
Di Jakarta dan kota-kota lainnya, lahan wakaf yang diperuntukkan untuk rumah ibadah berupa masjid, masih banyak belum terdaftar. Ia berharap lahan tersebut segera didaftarkan ke Kementerian Agama.
Wakaf jika diberdayakan dengan baik akan menjadi kekuatan ekonomi yang sangat besar. Karena itu pula ia mengimbau kepada badan wakaf segera mendaftar sehingga ke depan dapat bersinergi dengan lembaga serupa.
Seminar wakaf nasional yang digelar Badan Pengelola Zakat Infaq Shadaqoh (BPZIS) Mandiri, menurut Ahmad Muhajir, diharapkan akan meneguhkan tekad para pengelola wakaf bahwa ke depan pemberdayaan wakaf akan meningkatkan derajat ekonomi bangsa.
Seminar itu sendiri diikuti ratusan peserta dari berbagai lembaga amil zakat, lembaga wakaf, lembaga swadaya masyarakat itu menghadirikan Dr Muhajir (Kementerian Agama) sebagai kaynote speech, Dr Amalia Fauziah, Noor Aziz (Lembaga Nazir Wakaf) dan Dr Zainulbahar Noor (Bank Wakaf Indonesia) sebagai narasumber.
Menurut Ketua Badan Pengelola Zakat Infaq Shadaqoh (BPZIS) Mandiri Tedi Nurhikmat, Singapura kini sudah melihat potensi bangkitnya ekonomi Indonesia jika wakaf dikelola dengan baik.
Wakaf di Indonesia adalah kekuatan besar yang tengah bangkit di tengah masyarakat ekonomi ASEAN, kata Tedi mengutip mantan perdana menteri Singapura Goh Chok Tong.
Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: