Jakarta (ANTARA News) - Para pengemudi taksi konvesional (meter) meminta DPR menyerap asiprasi mereka dengan salah satunya membubarkan transportasi online Uber dan GrabCar.
"Meminta perlakuan yang adil antara taksi meter dan non meter. Taksi meter jangan dizalimi. Kami minta pemerintah melindungi taksi meter. Bubarkan Uber dan GrabCar," kata mereka saat berorasi di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa.
Salah satu pengemudi yang berorasi, Khaliri (40), mengatakan semenjak transportasi berbasis aplikasi online muncul, penghasilan mereka menurun. Padahal, setiap hari mereka harus menyetor Rp 550 ribu.
Kendati tak direstui manajemen perusahaan tempatnya bekerja, Khaliri tetap ikut berdemonstrasi bersama rekan-rekan sesama pengemudi taksi.
"Bisa saja kami kena sanksi, tetapi kami dalam perjuangan. Mudah-mudahan DPR mau merespon. Teman-teman kita kini kesulitan," keluh dia.
Hal senada disampaikan Rudi (35), asal Meruya, Jakarta Barat yang rela tak mendapatkan penghasilan satu hari ini demi tuntutan dipenuhi pemerintah.
"Kami enggak dapat izin dari kantor. Ya, kami akan tetap berjuang, walau penghasilan hari ini nol rupiah," aku Rudi.
Sementara itu, sekitar pukul 12.00 WIB arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto arah Slipi dan Semanggi macet, sedangan pintu keluar Tol Senayan tersendat.
Demonstran minta DPR bantu bubarkan Uber dan GrabCar
22 Maret 2016 13:10 WIB
Para pengemudi taksi berorasi di depan Gedung MPR/DPR, Selasa (22/3). (ANTARA News/ Lia Wanadriani Santosa)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: