Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin pagi bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp13.125 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.110 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah bergerak melemah setelah penguatan yang cukup tinggi pada pekan lalu, sebagian pelaku pasar uang mengambil kesempatan untuk melakukan aksi ambil untung sehingga laju penguatan mata uang domestik itu cenderung tertahan," kata NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin.

Meski demikian, menurut dia, peluang kenaikan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka mengingat laju dolar AS di kawasan Asia masih berada dalam tren pelemahan.

"Sentimen dari dalam negeri juga masih cukup mendukung untuk menopang laju mata uang rupiah mengingat sejumlah data yang dirilis serta kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah dalam rangka menopang perekonomian akan terasa pada tahun ini," katanya.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS itu menyusul komentar Bank Indonesia yang akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelonggaran moneter.

"Kondisi itu memberi kemungkinan Bank Indonesia akan membatasi harapan penurunan suku bunga ke depan. BI juga memperkirakan inflasi Maret 2016 akan naik ke 4,5 persen secara tahunan akibat bahan makanan," katanya.

Ia mengharapkan bahwa rencana pemangkasan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium pada akhir Maret 2016 berpeluang menjaga ekspektasi inflasi 2016 tetap rendah sehingga ruang pemangkasan suku bunga acuan (BI rate) lebih lanjut kembali terbuka.

"Sentimen pelemahan rupiah diperkirakan bersifat jangka pendek sejalan dengan dolar AS yang penguatanya relatif terbatas setelah beberapa hari terakhir menguat," katanya.