Sedikitnya 13 polisi Mesir tewas dalam serangan Sinai
20 Maret 2016 07:58 WIB
Ilustrasi--Helikopter militer Mesir terbang di atas puing pesawat Rusia jatuh di wilayah Hassana kota Arish, utara Mesir, dalam foto tanggal 1 November 2015. Pemerintah Rusia menyatakan untuk pertama kalinya Selasa (17/11) bahwa bom yang membuat pesawat tersebut jatuh di Semenanjung Sinai di Mesir tanggal 31 Oktober menewaskan semua 224 penumpang pesawat. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
Kairo (ANTARA News) - Sedikitnya 13 polisi Mesir tewas di Semenanjung Sinai pada saat kelompok bersenjata menembakkan mortir ke arah pos pemeriksaan di Kota Arish menurut sumber-sumber dari kepolisian dan kesehatan, Sabtu (19/3).
Kelompok ISIS mengklaim bertanggung atas serangan tersebut di beberapa situs dan media pemerintah Mesir kemudian mengonfirmasinya.
Ambulans-ambulans menjadi sasaran tembakan senjata berat saat berusaha menjangkau korban yang terluka menurut informasi dari para sumber.
Beberapa saksi mata melaporkan mendengar ledakan besar dan mengatakan bahwa akses jalan keluar-masuk kota tersebut ditutup oleh pasukan keamanan.
Mesir berjuang menghadapi pemberontakan yang makin meluas setelah militer menggulingkan Presiden Mohamed Moursi dari Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam tertua di Mesir, pada pertengahan 2013 menyusul protes besar-besaran menentang pemerintahannya.
Pemberontakan yang dilakukan oleh ISIS Mesir cabang Provinsi Sinai telah menewaskan ratusan personel tentara dan polisi serta mulai menyerang target-target Barat di dalam negeri tersebut.
Presiden Abdel Fattah Al Sisi, mantan pemimpin militer yang memimpin penggulingan Mursi, menganggap milisi Islam sebagai ancaman utama bagi Mesir, sekutu Amerika Serikat.
ISIS menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah serta ada di Libya yang berbatasan dengan Mesir, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.(UU.M038)
Kelompok ISIS mengklaim bertanggung atas serangan tersebut di beberapa situs dan media pemerintah Mesir kemudian mengonfirmasinya.
Ambulans-ambulans menjadi sasaran tembakan senjata berat saat berusaha menjangkau korban yang terluka menurut informasi dari para sumber.
Beberapa saksi mata melaporkan mendengar ledakan besar dan mengatakan bahwa akses jalan keluar-masuk kota tersebut ditutup oleh pasukan keamanan.
Mesir berjuang menghadapi pemberontakan yang makin meluas setelah militer menggulingkan Presiden Mohamed Moursi dari Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam tertua di Mesir, pada pertengahan 2013 menyusul protes besar-besaran menentang pemerintahannya.
Pemberontakan yang dilakukan oleh ISIS Mesir cabang Provinsi Sinai telah menewaskan ratusan personel tentara dan polisi serta mulai menyerang target-target Barat di dalam negeri tersebut.
Presiden Abdel Fattah Al Sisi, mantan pemimpin militer yang memimpin penggulingan Mursi, menganggap milisi Islam sebagai ancaman utama bagi Mesir, sekutu Amerika Serikat.
ISIS menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah serta ada di Libya yang berbatasan dengan Mesir, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.(UU.M038)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: