Serangan buaya ganas di Saumlaki tewaskan satu warga
19 Maret 2016 15:51 WIB
Dokumentasi warga mengelilingi buaya berjenis kelamin jantan dengan panjang 4,75 meter yang telah mati di Desa Jaya Karet, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Minggu (6/7). Buaya yang menimbulkan keresahan warga itu mati setelah memakan pancing yang dipasang warga di sungai Mentaya. (ANTARA FOTO/Untung Setiawan)
Tiakur, Maluku (ANTARA News) - Serangan buaya ganas di Saumlaki, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) kembali menewaskan seorang warga bernama Tarzi saat mencari ikan bersama satu rekannya di sekitar pelabuhan penyeberangan kapal feri.
"Saat itu mereka sedang menangkap ikan dengan jala dan Tarzis diterkam buaya hingga menghilang selama beberapa hari dan ditemukan sudah dalam kondisi tidak utuh," kata warga setempat, Rully Aresyaman yang dihubungi dari Tiakur, Sabtu.
Korban diterkam sekitar Selasa malam (15/3) dan jasadnya ditemukan pada Kamis, (17/3).
Namun kondisinya sudah sangat mengenaskan karena sebagian anggota badan hilang.
"Lokasi penangkapan ikan hanya beberapa meter di depan dermaga penyeberangan kapal feri dan posisinya masih di dalam teluk, tetapi buaya liar dan ganas bisa mendekati perahu sampan mereka dan menerkam korban dalam waktu singkat," ujarnya.
Korban yang diketahui merupakan warga asal NTT ini merupakan karyawan salah satu toko di Kota Saumlaki, tetapi di malam hari dia melakukan aktivitas sebagai nelayan untuk mencari ikan.
Serangan buaya itu peristiwa pertama pada awal tahun ini, setelah beberapa bulan menjelang akhir 2015 lalu terjadi kasus serangan serupa terhadap sejumlah nelayan menyebabkan korban luka-luka mau pun tewas.
Kepulauan Yamdena terdapat sungai yang diduga menjadi habitat buaya tersebut dan seringkali berenang memasuki kawasan teluk di malam hari mencari para nelayan yang sedang menangkap ikan menggunakan perahu sampan berukuran kecil.
"Saat itu mereka sedang menangkap ikan dengan jala dan Tarzis diterkam buaya hingga menghilang selama beberapa hari dan ditemukan sudah dalam kondisi tidak utuh," kata warga setempat, Rully Aresyaman yang dihubungi dari Tiakur, Sabtu.
Korban diterkam sekitar Selasa malam (15/3) dan jasadnya ditemukan pada Kamis, (17/3).
Namun kondisinya sudah sangat mengenaskan karena sebagian anggota badan hilang.
"Lokasi penangkapan ikan hanya beberapa meter di depan dermaga penyeberangan kapal feri dan posisinya masih di dalam teluk, tetapi buaya liar dan ganas bisa mendekati perahu sampan mereka dan menerkam korban dalam waktu singkat," ujarnya.
Korban yang diketahui merupakan warga asal NTT ini merupakan karyawan salah satu toko di Kota Saumlaki, tetapi di malam hari dia melakukan aktivitas sebagai nelayan untuk mencari ikan.
Serangan buaya itu peristiwa pertama pada awal tahun ini, setelah beberapa bulan menjelang akhir 2015 lalu terjadi kasus serangan serupa terhadap sejumlah nelayan menyebabkan korban luka-luka mau pun tewas.
Kepulauan Yamdena terdapat sungai yang diduga menjadi habitat buaya tersebut dan seringkali berenang memasuki kawasan teluk di malam hari mencari para nelayan yang sedang menangkap ikan menggunakan perahu sampan berukuran kecil.
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: