Bantul, DIY (ANTARA News) - Volume sampah di kawasan objek wisata Pantai Parangtritis, mulai dari Pantai Parangkusumo hingga Parangendog Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama sepekan terakhir melonjak signifikan dibanding pekan sebelumnya.

Koordinator Unit Pelaksana Kerja (UPK) Parangtritis, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, Suranta, di Bantul, Jumat, mengatakan, lonjakan volume sampah di sepanjang pantai itu merupakan dampak dari banjir luapan sungai yang bermuara ke pantai itu, yaitu Sungai Winongo dan Code pada Sabtu (12/3).

"Banjir di Sungai Winongo dan Code memang sudah terjadi sejak Sabtu (12/3) malam, akan tetapi sampah baru naik ke pantai pada Minggu (13/3) sekitar pukul 12.30 WIB, itu berlanjut beberapa hari kemudian," katanya.

Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta pada Sabtu (12/3) telah menyebabkan Sungai Winongo, Bedog dan Code meluap dan membawa ribuan kubik sampah yang akhirnya bermuara di pantai selatan Kabupaten Bantul.

Menurut dia, volume sampah yang terdapat di sepanjang kawasan Parangtritis diperkirakan meningkat hingga lima kali lipat, jika pada hari biasa volume sampah berkisar enam kendaraan niaga roda tiga atau sekitar enam kubik, maka pada Jumat (18/3) ini, sampah yang terkumpul mencapai lebih dari 31 kubik.

Ia mengatakan, naiknya sampah ke pantai terjadi secara bertahap, jika pada hari pertama sampah didominasi sampah kasar seperti batang-batang pohon dan bambu, maka mulai hari kedua sudah banyak didominasi oleh sampah-sampah plastik seperti bungkus detergen, mi instan, pempers hingga pembalut.

"Yang khusus hari ini (Jumat) saja, tadi ada dua truk, padahal satu truk setidaknya ada delapan kubik. Sementara untuk kendaraan roda tiga ada 15 kendaraan. Belum lagi yang dibakar," katanya.

Ia mengatakan, karena lonjakan volume sampah di sepanjang Pantai Parangtritis, maka petugas kebersihan dan masyarakat serta personel SAR pantai melakukan aksi bersih-bersih pantai yang sudah dilakukan sejak Senin (14/3) hingga Jumat, selama lima hari itu, tiap hari setidaknya terkumpul 24 bak kendaraan roda tiga.

"Biasanya yang membersihkan hanya petugas pada pagi dan sore, tapi hari ini diikuti sekitar 500-800 orang yang terdiri anggota SAR Parangtritis, Karangtaruna, kelompok sadar wisata (pokdarwis), warga, paguyuban pedagang serta anggota personel Polsek Kretek," katanya.

Menurut dia, sampah yang terkumpul kemudian dibawa ke tempat pembuangan sementara di Parangkusumo, selanjutnya dari tempat itu dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan dan sebagian sampah dibakar.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, Lies Ratriana mengatakan, pihaknya tidak membantah ada keluhan dari wisatawan terkait banyaknya sampah di pantai, namun karena terbatasnya peralatan, maka sampah tidak bisa dibersihkan dengan cepat.

"Sebenarnya hal seperti ini tidak hanya terjadi di Bantul, hanya saja di sebagian lokasi pantai lain, seperti di Bali, ada alat berat, jadi bisa langsung bersih. Kalau kita mau melakukan pengadaan alat berat, dananya tidak ada," katanya.