Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku sempat tidak percaya saat Basuki Tjahaja Purnama, yang sekarang menjabat sebagai Gubernur DKI, meminta dia mendampinginya menjadi calon wakil gubernur untuk mengikuti pemilihan kepala daerah 2017.
"Senyum-senyum sambil lihat, ngelihatin, bener enggak. Saya kan PNS, tidak pernah masuk ranah itu. Saya masih kerja, kerjaan numpuk," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat.
Pria yang lahir di Medan pada 13 September 1965 itu menyatakan baru akan mengundurkan diri setelah dia dan Ahok mendaftarkan diri mengikuti pemilihan kepala daerah.
"Tinggal tunggu perintah Pak Gubernur. Syaratnya kan harus mundur,
begitu pendaftaran, bikin surat pernyataan mundur. Kalau sudah lolos
dan sah ya mengundurkan diri," katanya.
Sampai saat ini dia mengaku masih sibuk menjalankan tugasnya sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, belum mulai menggalang dukungan untuk pencalonannya.
"Gimana mau menggalang dukungan, saya kan PNS. Pulang saja kemarin jam 21.00
malam sampai rumah jam 23.00 malam. Tidur setiap hari jam 01.00 malam," tuturnya.
Dia juga mengaku belum menyampaikan ide program dan strategi untuk memenangi pemilihan kepala daerah.
"Tanya Pak Gubernur. Belum ada ide yang disampaikan juga, masih kerja, disuruh kerja kerja kerja. Saya kan masih PNS," katanya.
"Program belum ada pembahasan juga, saya besok ada pendidikan dua minggu masuk asrama, PR-nya banyak, kerjaan banyak," tambah dia.
Heru, yang
mengawali karier sebagai staf khusus Wali Kota Jakarta Utara, beberapa kali menjabat sebagai kepala bagian di Pemerintah Kota Jakarta Utara hingga 2012.
Dia menjadi Kepala Biro Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri DKI Jakarta tahun 2013,
lalu menjadi Wali Kota Jakarta Utara, dan selanjutnya menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah hingga saat ini.
Heru mengaku hanya senyum saat diminta dampingi Ahok
18 Maret 2016 14:44 WIB
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta Heru Budi Hartono.(ANTARA/Wahyu Putro A)
Pewarta: Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: