Pengamat perkirakan transportasi berbasis online kian moncer
17 Maret 2016 17:07 WIB
arsip - Juru Bicara Uber Asia Tenggara dan India Karun Arya memaparkan aplikasi Uber saat peluncuran aplikasi tersebut di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/1). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat e-commerce dari ITB Kun Arief Cahyantoro memperkirakan bisnis transportasi berbasis aplikasi online termasuk Grabcar dan Uber beserta aplikasi pendukungnya bakal kian moncer dalam beberapa waktu ke depan.
Pengamat Kun Arief Cahyantoro di Jakarta, Rabu, mengatakan bisnis transportasi berbasis aplikasi online merupakan fenomena yang tidak terelakkan di era digital marketing.
"Ini akan makin moncer, contohnya yang terjadi di aplikasi e-commerce yang lain seperti untuk tiket dan hotel," katanya.
Terlebih setelah para pelaku usaha di dalamnya mampu mengatasi persoalan yang menjadi polemik di kalangan masyarakat khususnya terkait perizinan.
Menurut dia, intinya bukan saja bisnis Grab, Uber, atau Gojek yang akan moncer dan prospektif melainkan e-commerce pendukungnya.
"Contohnya tiketing pesawat. Jumlah pesawat tetap, tapi bisnis e-commerce tiketing seperti tiket.com, traveloka.com, blibli.com, dan lain-lain yang makin moncer," katanya.
Selain itu misalnya reservasi hotel dengan ruang hotel tetap, tapi bisnis e-commerce reservasi hotel seperti traveloka, agoda, hotels, dan lain-makin menjamur.
"Maka bisnis pendukung yang kemungkinan akan berkembang adalah e-commerce yang menjual voucher untuk Grab, Uber, Gojek, atau sejenisnya," katanya.
Ia mengingatkan bisnis tersebut masih akan terhadang berbagai kendala terkait regulasi dan perizinan pendukung.
Lebih lanjut, ia menyarankan ada solusi berkeadilan bagi pengusaha berbasis online maupun mereka yang konvensional.
Pengamat Kun Arief Cahyantoro di Jakarta, Rabu, mengatakan bisnis transportasi berbasis aplikasi online merupakan fenomena yang tidak terelakkan di era digital marketing.
"Ini akan makin moncer, contohnya yang terjadi di aplikasi e-commerce yang lain seperti untuk tiket dan hotel," katanya.
Terlebih setelah para pelaku usaha di dalamnya mampu mengatasi persoalan yang menjadi polemik di kalangan masyarakat khususnya terkait perizinan.
Menurut dia, intinya bukan saja bisnis Grab, Uber, atau Gojek yang akan moncer dan prospektif melainkan e-commerce pendukungnya.
"Contohnya tiketing pesawat. Jumlah pesawat tetap, tapi bisnis e-commerce tiketing seperti tiket.com, traveloka.com, blibli.com, dan lain-lain yang makin moncer," katanya.
Selain itu misalnya reservasi hotel dengan ruang hotel tetap, tapi bisnis e-commerce reservasi hotel seperti traveloka, agoda, hotels, dan lain-makin menjamur.
"Maka bisnis pendukung yang kemungkinan akan berkembang adalah e-commerce yang menjual voucher untuk Grab, Uber, Gojek, atau sejenisnya," katanya.
Ia mengingatkan bisnis tersebut masih akan terhadang berbagai kendala terkait regulasi dan perizinan pendukung.
Lebih lanjut, ia menyarankan ada solusi berkeadilan bagi pengusaha berbasis online maupun mereka yang konvensional.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Tags: