Tito fokuskan program BNPT pada pencegahan terorisme
16 Maret 2016 19:21 WIB
Kepala BNPT Tito Karnavian. Irjen Polisi Tito Karnavian mengikuti upacara pengucapan sumpah jabatan sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/3). Irjen Pol.Tito Karnavian sebelumnya menjabat Kapolda Metro Jaya. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol M Tito Karnavian menyatakan telah menyiapkan konsep penanggulangan terorisme ke depan dengan fokus utama program pencegahan atau kontra radikalisasi.
"Tentu saja itu harus melibatkan beberapa stakeholder baik pemerintah maupun nonpemerintah dalam rangka membendung paham radikal di Indonesia," ujar Tito usai pisah sambut Kepala BNPT di Kantor BNPT, Kompleks IPSC, Sentul, Bogor, Rabu .
Tito menyatakan akan lebih dulu mempelajari program yang disusun BNPT untuk satu tahun ini, apakah program itu sudah memadai atau sesuai dengan konsep yang akan diterapkan nanti.
Program kedua adalah rehabilitasi dan deradikalisasi. Menurut Irjen Tito, tugas ini akan menyasar para pelaku terorisme yang sedang menjalani hukuman di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) maupun yang sudah bebas.
Menurut dia, perlu ada satuan tugas khusus untuk melaksanakan rehabilitasi dan deradikalisasi. "Satgas khusus itu tugasnya adalah melakukan penegakan dan pembinaan kepada mereka sehingga ke depan kita harapkan paham radikal itu tidak berkembang," kata Tito.
Dari aspek penegakan hukum, BNPT akan memperkuat kemampuan deteksi dengan koordinasi intelijen dan satgas, termasuk deteksi teknologi informasi intelijen dan perangkat lunak analisis terbaru. BNPT juga akan meningkatkan kemampuan penyidikan secara ilmiah serta kemampuan penindakan.
"Yang pasti, BNPT harus memperkuat sinergi dengan melibatkan stakeholder. Termasuk menyatukan internal di Polri juga TNI agar pencegahan terorisme itu bisa lebih masif dan terarah," katanya.
Tito juga menekankan pentingnya memperkuat kerja sama internasional mengingat terorisme sudah menjadi masalah global, terutama terkait Al Qaeda dan ISIS.
Mantan Kepala BNPT Komjen Pol Saud Usman Nasution yakin Tito yang memiliki rekam jejak yang baik di dalam pemberantasan terorisme akan membawa BNPT lebih baik lagi di masa mendatang.
"Beliau (Tito, Red) seperti kembali ke rumah di BNPT ini karena beliau adalah salah satu bidan dalam kelahiran BNPT," kata Saud.
Menurut Saud, tugas kepala BNPT yang baru memang berat. Selain fokus menjalankan program pencegahan terorisme, ada beberapa kendala yang belum selesai pada masa jabatannya, antara lain keberadaan kantor yang belum memadai serta dana operasional yang tergolong kecil.
"Beliau (Tito, Red) sebenarnya sudah tahu masalah yang dihadapi. Semoga itu bisa diatasi sehingga tugas-tugas BNPT dalam mencegah terorisme bisa lebih masif," kata Saud.
"Tentu saja itu harus melibatkan beberapa stakeholder baik pemerintah maupun nonpemerintah dalam rangka membendung paham radikal di Indonesia," ujar Tito usai pisah sambut Kepala BNPT di Kantor BNPT, Kompleks IPSC, Sentul, Bogor, Rabu .
Tito menyatakan akan lebih dulu mempelajari program yang disusun BNPT untuk satu tahun ini, apakah program itu sudah memadai atau sesuai dengan konsep yang akan diterapkan nanti.
Program kedua adalah rehabilitasi dan deradikalisasi. Menurut Irjen Tito, tugas ini akan menyasar para pelaku terorisme yang sedang menjalani hukuman di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) maupun yang sudah bebas.
Menurut dia, perlu ada satuan tugas khusus untuk melaksanakan rehabilitasi dan deradikalisasi. "Satgas khusus itu tugasnya adalah melakukan penegakan dan pembinaan kepada mereka sehingga ke depan kita harapkan paham radikal itu tidak berkembang," kata Tito.
Dari aspek penegakan hukum, BNPT akan memperkuat kemampuan deteksi dengan koordinasi intelijen dan satgas, termasuk deteksi teknologi informasi intelijen dan perangkat lunak analisis terbaru. BNPT juga akan meningkatkan kemampuan penyidikan secara ilmiah serta kemampuan penindakan.
"Yang pasti, BNPT harus memperkuat sinergi dengan melibatkan stakeholder. Termasuk menyatukan internal di Polri juga TNI agar pencegahan terorisme itu bisa lebih masif dan terarah," katanya.
Tito juga menekankan pentingnya memperkuat kerja sama internasional mengingat terorisme sudah menjadi masalah global, terutama terkait Al Qaeda dan ISIS.
Mantan Kepala BNPT Komjen Pol Saud Usman Nasution yakin Tito yang memiliki rekam jejak yang baik di dalam pemberantasan terorisme akan membawa BNPT lebih baik lagi di masa mendatang.
"Beliau (Tito, Red) seperti kembali ke rumah di BNPT ini karena beliau adalah salah satu bidan dalam kelahiran BNPT," kata Saud.
Menurut Saud, tugas kepala BNPT yang baru memang berat. Selain fokus menjalankan program pencegahan terorisme, ada beberapa kendala yang belum selesai pada masa jabatannya, antara lain keberadaan kantor yang belum memadai serta dana operasional yang tergolong kecil.
"Beliau (Tito, Red) sebenarnya sudah tahu masalah yang dihadapi. Semoga itu bisa diatasi sehingga tugas-tugas BNPT dalam mencegah terorisme bisa lebih masif," kata Saud.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: