Garuda Indonesia tunjuk Juliandra pimpin GMF AeroAsia
16 Maret 2016 17:34 WIB
Ilustrasi. Sejumlah awak kabin menyambut para tamu pada penyambutan pesawat Boeing 777-300ER milik maskapai Garuda Indonesia setibanya di Hanggar 2 Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (2/7/13) malam. Garuda Indonesia pada 2013 akan menerima empat pesawat Boeing 777-300ER yang dilengkapi fasilitas kelas satu (first class), "chef on board" dan WiFi dari total pemesanan 10 unit pesawat. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)
Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menetapkan Juliandra Nurtjahjo sebagai Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF), anak usaha Garuda yang bergerak di bidang pemeliharaan dan perbaikan, termasuk mesin pesawat.
Siaran pers GMF AeroAsia, di Jakarta, Rabu menjelaskan, Juliandra menggantikan Richard Budihadianto yang menjabat sebagai Direktur Utama GMF sejak tahun 2007.
Usai dilantik Juliandra, dalam sambutannya mengatakan penunjukan dirinya sebagai Direktur Utama GMF merupakan kehormatan sekaligus tantangan, khususnya dalam mewujudkan visi GMF sebagai global player dalam industri Maintenance Repair and Overhaul (MRO).
"GMF akan bekerja keras untuk bisa menjadi Top 10 MRO Dunia di tahun 2020. Bersama seluruh karyawan dan manajemen GMF akan mampu memenuhi visi tersebut," ujarnya.
Juliandra menambahkan, GMF saat ini melakukan penajaman strategi jangka panjang perusahaan tahun 2016-2020 dan berkomitmen untuk mencapai target 1 miliar dolar tahun 2018, dua tahun lebih cepat dari rencana semula.
"Pada tahun 2020 dalam rencana pendapatan GMF diproyeksikan sebesar 1,6 miliar dolar AS atau meningkat 355 persen dari proyeksi pendapatan tahun 2016," kata Juliandra.
Untuk mencapai target pendapatan itu, GMF menempuh dua strategi yaitu "organic growth" dan "un-organic growth".
Pertumbuhan organik akan dilakukan melalui pengembangan kapabilitas, optimasi dan ekspansi kapasitas, kerjasama strategis dan pengembangan bisnis baru termasuk di dalamnya masuk ke bisnis General Aviation.
Untuk itu, GMF akan memperkuat portofolio bisnisnya di komponen dan engine, selain mempertahankan performansi bisnis airframe, dan juga mempercepat implementasi milestone perusahaan yang akan berdampak signifikan terhadap pencapaian target pendapatan.
Ke depan GMF akan fokus menggarap pertumbuhan un-organik melalui pembentukan entitas bisnis baru dan merger/akuisisi. Porsi pendapatan dari pertumbuhan unorganik akan meningkat dari tahun ketahun dan ditargetkan mencapai 20 persen di tahun 2018.
Untuk aktivitas ini, GMF berencana untuk melakukan pembicaraan dengan perusahaan perawatan pesawat (MRO) lokal dan pendekatan dengan perusahaan pabrikan (OEM) dan global MRO untuk meningkatkan serapan pasar domestik dan menangkap pasar perawatan pesawat di regional dan dunia.
"Kedepannya GMF akan memiliki fasilitas perawatan pesawat di Indonesia Timur untuk mendukung General Avaiation dan footprint di Eropa, Asia Timur dan Timur Tengah untuk menggarap pasar internasional," kata Juliandra.
Siaran pers GMF AeroAsia, di Jakarta, Rabu menjelaskan, Juliandra menggantikan Richard Budihadianto yang menjabat sebagai Direktur Utama GMF sejak tahun 2007.
Usai dilantik Juliandra, dalam sambutannya mengatakan penunjukan dirinya sebagai Direktur Utama GMF merupakan kehormatan sekaligus tantangan, khususnya dalam mewujudkan visi GMF sebagai global player dalam industri Maintenance Repair and Overhaul (MRO).
"GMF akan bekerja keras untuk bisa menjadi Top 10 MRO Dunia di tahun 2020. Bersama seluruh karyawan dan manajemen GMF akan mampu memenuhi visi tersebut," ujarnya.
Juliandra menambahkan, GMF saat ini melakukan penajaman strategi jangka panjang perusahaan tahun 2016-2020 dan berkomitmen untuk mencapai target 1 miliar dolar tahun 2018, dua tahun lebih cepat dari rencana semula.
"Pada tahun 2020 dalam rencana pendapatan GMF diproyeksikan sebesar 1,6 miliar dolar AS atau meningkat 355 persen dari proyeksi pendapatan tahun 2016," kata Juliandra.
Untuk mencapai target pendapatan itu, GMF menempuh dua strategi yaitu "organic growth" dan "un-organic growth".
Pertumbuhan organik akan dilakukan melalui pengembangan kapabilitas, optimasi dan ekspansi kapasitas, kerjasama strategis dan pengembangan bisnis baru termasuk di dalamnya masuk ke bisnis General Aviation.
Untuk itu, GMF akan memperkuat portofolio bisnisnya di komponen dan engine, selain mempertahankan performansi bisnis airframe, dan juga mempercepat implementasi milestone perusahaan yang akan berdampak signifikan terhadap pencapaian target pendapatan.
Ke depan GMF akan fokus menggarap pertumbuhan un-organik melalui pembentukan entitas bisnis baru dan merger/akuisisi. Porsi pendapatan dari pertumbuhan unorganik akan meningkat dari tahun ketahun dan ditargetkan mencapai 20 persen di tahun 2018.
Untuk aktivitas ini, GMF berencana untuk melakukan pembicaraan dengan perusahaan perawatan pesawat (MRO) lokal dan pendekatan dengan perusahaan pabrikan (OEM) dan global MRO untuk meningkatkan serapan pasar domestik dan menangkap pasar perawatan pesawat di regional dan dunia.
"Kedepannya GMF akan memiliki fasilitas perawatan pesawat di Indonesia Timur untuk mendukung General Avaiation dan footprint di Eropa, Asia Timur dan Timur Tengah untuk menggarap pasar internasional," kata Juliandra.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: