Warga korban banjir diimbau waspadai leptospirosis
16 Maret 2016 15:53 WIB
Ilustrasi - Warga membersihkan lumpur sisa banjir luapan Kali Code di kawasan Bantaran Kali Code, Cokrodirjan, Danurejan, Yogyakarta, Rabu (23/4/2015). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau warga yang menjadi korban luapan air Sungai Winongo dan Code akhir pekan lalu mewaspadai potensi merebaknya leptospirosis.
"Mungkin saja ada tikus yang membawa bakteri leptospira naik ke permukiman penduduk karena rumahnya di tepi sungai tersapu banjir dan kemudian menularkan bakteri itu ke manusia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia di Yogyakarta, Rabu.
Warga di bantaran sungai diminta tetap menjaga kebersihan lingkungan dan selalu menggunakan alat pelindung diri saat membersihkan lingkungan guna mengantisipasi penularan bakteri leptospira yang dimungkinkan berada dalam kencing tikus.
"Bakteri leptospira bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama di daerah lembab. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan perlu terus dijaga," katanya.
Warga yang mengalami berbagai gejala seperti demam tinggi, pegal-pegal terutama di daerah betis diminta segera memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
"Jangan sampai ditunda karena masa penularan bakteri ini sangat cepat. Hitungannya jam. Jika sampai terlambat ditangani bisa menyebabkan kematian," katanya.
Pada tahun lalu, terdapat enam kasus leptospirosis di Kota Yogyakarta yang dialami warga Gondomanan, tiga di antaranya meninggal dunia.
"Tahun ini, belum ada laporan mengenai kasus leptospirosis. Mudah-mudahan tidak ada," katanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta Prie Mahdayanti mengatakan, sudah ada satu suspect leptospirosis di puskesmas tersebut.
"Pasien sudah ditangani dan kami masih terus melakukan pengujian laboratorium untuk memastikan apakah pasien tersebut benar-benar terserang leptospirosis atau tidak," katanya.
Senada dengan Fita, Prie juga meminta warga untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat apabila mengalami berbagai gejala seperti demam tinggi, pegal-pegal dan memiliki riwayat luka. Bakteri leptospira bisa masuk melalui luka.
Ia mengatakan, survelillance sudah melakukan koordinasi dengan warga di sekitar tempat tinggal suspect leptospirosis agar terus meningkatkan kewaspadaan karena potensi penularan penyakit tetap ada.
"Mungkin saja ada tikus yang membawa bakteri leptospira naik ke permukiman penduduk karena rumahnya di tepi sungai tersapu banjir dan kemudian menularkan bakteri itu ke manusia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia di Yogyakarta, Rabu.
Warga di bantaran sungai diminta tetap menjaga kebersihan lingkungan dan selalu menggunakan alat pelindung diri saat membersihkan lingkungan guna mengantisipasi penularan bakteri leptospira yang dimungkinkan berada dalam kencing tikus.
"Bakteri leptospira bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama di daerah lembab. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan perlu terus dijaga," katanya.
Warga yang mengalami berbagai gejala seperti demam tinggi, pegal-pegal terutama di daerah betis diminta segera memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
"Jangan sampai ditunda karena masa penularan bakteri ini sangat cepat. Hitungannya jam. Jika sampai terlambat ditangani bisa menyebabkan kematian," katanya.
Pada tahun lalu, terdapat enam kasus leptospirosis di Kota Yogyakarta yang dialami warga Gondomanan, tiga di antaranya meninggal dunia.
"Tahun ini, belum ada laporan mengenai kasus leptospirosis. Mudah-mudahan tidak ada," katanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta Prie Mahdayanti mengatakan, sudah ada satu suspect leptospirosis di puskesmas tersebut.
"Pasien sudah ditangani dan kami masih terus melakukan pengujian laboratorium untuk memastikan apakah pasien tersebut benar-benar terserang leptospirosis atau tidak," katanya.
Senada dengan Fita, Prie juga meminta warga untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat apabila mengalami berbagai gejala seperti demam tinggi, pegal-pegal dan memiliki riwayat luka. Bakteri leptospira bisa masuk melalui luka.
Ia mengatakan, survelillance sudah melakukan koordinasi dengan warga di sekitar tempat tinggal suspect leptospirosis agar terus meningkatkan kewaspadaan karena potensi penularan penyakit tetap ada.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: