Pengungsi yang terdampar di Yunani ditampung di benteng abad pertengahan
16 Maret 2016 07:31 WIB
Polisi Yunani mendorong mundur pengungsi Suriah, Irak dan Afganistan yang memaksa masuk ke perbatasan Yunani-Makedonia dekat desa Idomeni, Yunani, Minggu (22/11/2015). (REUTERS/Alexandros Avramidis )
Athena (ANTARA News) - Satu benteng di Yunani Tengah pada Kamis lalu (10/3) telah membuka pintunya untuk pertama kali selama beberapa abad untuk menampung pengungsi.
Benteng Trikala, kota dengan 80.000 warga, berada sekitar 350 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Yunani, Athena. Benteng tersebut telah diubah menjadi kamp sementara untuk menampung 201 pengungsi dan migran belakangan ini.
Yunani berjuang untuk menemukan tempat penampungan buat 44.000 orang yang terdampar di negeri itu sejak pertengahan Februari, setelah penutupan bertahap perbatasan di sepanjang jalur Balkan menuju Eropa Tengah.
Menurut jumlah terakhir yang disiarkan oleh Kementerian Kebijakan Migrasi pada Senin (14/3), sebanyak 12.000 pengungsi dan migran ditampung di kamp sementara yang penuh sesak di Idomeni di dekat tempat penyeberangan perbatasan Yunani-Macedonia, 550 kilometer di sebelah utara Athena.
Sebanyak 1.000 di antara mereka yang dilanda kekecewaan akibat menunggu pada Senin siang menyeberang dan memasuki FYROM melalui anak sungai di dekat Desa Chamilo, lima kilometer dari Idomenia, kata kantor berita Yunani, ANA.
Sebanyak 9.000 pengungsi dan migran masih berada di Kepulauan Laut Aegea, kata Xinhua yang dikutip Rabu pagi. Sementara itu, tak kurang dari 10.000 orang lagi berada di Ibu Kota Yunani dan pinggirannya, sedangkan lebih dari 3.000 pengungsi dan migran bertahan di terminal penumpang Pelabuhan Piraeus, dan 1.000 lagi berada di pusat penampungan di Yunani Tengah.
Sebanyak 2.000 pengungsi setiap hari terus memasuki Yunani dari Turki, demikian data statistik resmi.
Saat ini, Yunani --yang sejak awal 2015 telah menjadi gerbang utama bagi lebih dari satu juta pengungsi dan migran untuk memasuki Eropa dengan menyeberangi Laut Aegea, memiliki daya tampung 30.000 orang di pusat penerimaan di kepulauan tersebut dan kamp relokasi serta tempat penampungan lain di daratan utamanya.
Pemerintah Yunani bermaksud menaikkan jumlah itu jadi 50.000 sampai pekan depan. Para menteri kabinet telah mengatakan pemerintah tak bermaksud menggunakan pasukan polisi untuk merelokasi orang ke pusat penampungan yang tertata, tapi akan berusaha meyakinkan mereka bahwa itu adalah pilihan terbaik pada saat ini.
Sebanyak 500 pengungsi diyakinkan dan dipindah dari Idomeni ke beberapa kamp di Yunani Utara pada Sabtu (12/3), kata Kementerian Kebijakan Migrasi.
Mohammad A., seorang pengungsi yang menyelamatkan diri dari perang di Suriah bersama keluarganya, tidak berhasil mencapai Idomeni.
Ada sebanyak 201 orang --kebanyakan warga negara Suriah, Afghanistan dan beberapa warga Irak-- yang dipindahkan dari Pelabuhan Piraeus ke Kuil Trikala.
Kafetaria di tempat tersebut, yang sedang dipugar pada musim dingin, bukan tempat tinggal yang ada dalam pikiran mereka ketika mereka memulai perjalanan ke Eropa Utara beberapa bulan lalu. Tapi tentu saja, itu lebih baik dibandingkan dengan terminal penumpang yang penuh sesak di Pelabuhan Piraeus.
Masyarakat lokal di Trikala, pemerintah kota praja dan sebanyak 185 relawan menyambut para pengungsi itu untuk memastikan bahwa mereka memperoleh tempat yang hangat untuk menetap, makanan dan perawatan medis sampai bekas kamp militer di pinggiran Kota Larissa, 60 kilometer di sebelah timur Trikala, diubah menjadi pusat penampungan untuk menerima mereka.
(C003)
Benteng Trikala, kota dengan 80.000 warga, berada sekitar 350 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Yunani, Athena. Benteng tersebut telah diubah menjadi kamp sementara untuk menampung 201 pengungsi dan migran belakangan ini.
Yunani berjuang untuk menemukan tempat penampungan buat 44.000 orang yang terdampar di negeri itu sejak pertengahan Februari, setelah penutupan bertahap perbatasan di sepanjang jalur Balkan menuju Eropa Tengah.
Menurut jumlah terakhir yang disiarkan oleh Kementerian Kebijakan Migrasi pada Senin (14/3), sebanyak 12.000 pengungsi dan migran ditampung di kamp sementara yang penuh sesak di Idomeni di dekat tempat penyeberangan perbatasan Yunani-Macedonia, 550 kilometer di sebelah utara Athena.
Sebanyak 1.000 di antara mereka yang dilanda kekecewaan akibat menunggu pada Senin siang menyeberang dan memasuki FYROM melalui anak sungai di dekat Desa Chamilo, lima kilometer dari Idomenia, kata kantor berita Yunani, ANA.
Sebanyak 9.000 pengungsi dan migran masih berada di Kepulauan Laut Aegea, kata Xinhua yang dikutip Rabu pagi. Sementara itu, tak kurang dari 10.000 orang lagi berada di Ibu Kota Yunani dan pinggirannya, sedangkan lebih dari 3.000 pengungsi dan migran bertahan di terminal penumpang Pelabuhan Piraeus, dan 1.000 lagi berada di pusat penampungan di Yunani Tengah.
Sebanyak 2.000 pengungsi setiap hari terus memasuki Yunani dari Turki, demikian data statistik resmi.
Saat ini, Yunani --yang sejak awal 2015 telah menjadi gerbang utama bagi lebih dari satu juta pengungsi dan migran untuk memasuki Eropa dengan menyeberangi Laut Aegea, memiliki daya tampung 30.000 orang di pusat penerimaan di kepulauan tersebut dan kamp relokasi serta tempat penampungan lain di daratan utamanya.
Pemerintah Yunani bermaksud menaikkan jumlah itu jadi 50.000 sampai pekan depan. Para menteri kabinet telah mengatakan pemerintah tak bermaksud menggunakan pasukan polisi untuk merelokasi orang ke pusat penampungan yang tertata, tapi akan berusaha meyakinkan mereka bahwa itu adalah pilihan terbaik pada saat ini.
Sebanyak 500 pengungsi diyakinkan dan dipindah dari Idomeni ke beberapa kamp di Yunani Utara pada Sabtu (12/3), kata Kementerian Kebijakan Migrasi.
Mohammad A., seorang pengungsi yang menyelamatkan diri dari perang di Suriah bersama keluarganya, tidak berhasil mencapai Idomeni.
Ada sebanyak 201 orang --kebanyakan warga negara Suriah, Afghanistan dan beberapa warga Irak-- yang dipindahkan dari Pelabuhan Piraeus ke Kuil Trikala.
Kafetaria di tempat tersebut, yang sedang dipugar pada musim dingin, bukan tempat tinggal yang ada dalam pikiran mereka ketika mereka memulai perjalanan ke Eropa Utara beberapa bulan lalu. Tapi tentu saja, itu lebih baik dibandingkan dengan terminal penumpang yang penuh sesak di Pelabuhan Piraeus.
Masyarakat lokal di Trikala, pemerintah kota praja dan sebanyak 185 relawan menyambut para pengungsi itu untuk memastikan bahwa mereka memperoleh tempat yang hangat untuk menetap, makanan dan perawatan medis sampai bekas kamp militer di pinggiran Kota Larissa, 60 kilometer di sebelah timur Trikala, diubah menjadi pusat penampungan untuk menerima mereka.
(C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: