Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia bersama Thailand dan Malaysia menyepakati International Tripartite Rubber Council (ITRC) untuk mengimplementasikan Export Tonnage Scheme (AETS) untuk mengurangi pasokan karet alam di pasar dunia.

“Itu dilakukan anggota kami, mengurangi atau menahan ekspor dibandingkan tahun lalu sekitar 240.000 ton. Semata tujuannya untuk memperbaiki harga yang sudah terlalu turun,” kata Chairman Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo dihubungi Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, pengurangan ekspor dilakukan selama enam bulan, mulai 1 Maret-31 Agustus 2016. Alokasi pengurangan ekspor bagi tiap negara yaitu Thailand sebanyak 324.005 ton, Indonesia 238.736 ton, dan Malaysia 52.259 ton. Menurut Moenardji, sejak diumumkan pada 4 Februari lalu hingga saat ini sudah terjadi kenaikan 300 dollar AS per metrik ton, di mana AETS baru diumumkan pada 1 Maret 2016.

"Ini sudah terjadi selama sebulan ini dan harga sudah naik menjadi 250-300 dollar AS per metrik ton,” imbuhnya. Moenardji mengungkapkan, peningkatan penyerapan karet alam yang akan dipergunakan pemerintah dalam proyek pembangunan jalan bisa meningkatkan harga ditingkat petani dan juga harga yang pantas untuk internasional.

“Yang diserap lumayan, artinya tidak kecil. Itu akan sangat bermakna karena Indonesia produsen karet nomor dua setelah Thailand,” ungkapnya.