2.500 hektare sawah di Badung terancam kekeringan
13 Maret 2016 20:31 WIB
ilustrasi Petani memotong batang padi yang mengalami gagal panen (puso) di Sayung, Kabupaten Demak, Jateng, Kamis (6/8/15). (Antara Foto/Aditya Pradana Putra)
Mangupura (ANTARA News) - Sebanyak 2.500 hektare persawahan di Kabupaten Badung, Bali, terancam kekeringan, karena adanya perbaikan saluran irigasi air yang dilakukan Balai Wilayah Sungai Bali Penida.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DP2K) Kabupaten Badung, I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja, di Mangupura, Minggu, menuturkan tidak hanya di Wilayah Badung, namun juga berdampak pada area sawah yang berada di Gianyar.
"Informasi yang saya dapat, proyek perbaikan irigasi air ini sudah tahap tender. Untuk, area persawahan yang terkena imbas kekeringan apabila proyek ini berjalan yakni persawahan di wilayah Abiansemal dan Mengwi, Badung, Bali," katanya.
Menurut dia, dampak kekeringan yang mengancam persawahan di kawasan tersebut, karena kemungkinan besar proyek perbaikan irigasi di daerah itu akan menutup aliran air ke ratusan hektar sawah.
Ia mengatakan, untuk perbaikan irigasi air ini kemungkinan membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan, sehingga diprediksi suplai air untuk petani akan bermasalah..
"Kabar yang saya dengar juga bahwa akan dilakukan sistem buka tutup, namun dari pengalaman sebelumnya pasti ada permasalahan dalam upaya ini," katanya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada petani di daerah itu pada akhir Maret 2016, agar menanam palawija.
Ia mengakui masa tanam padi yang ditanam petani di Badung juga banyak kendala, karena musim hujan di Bali juga cenderung terlambat.
"Hujan yang diharapkan bisa turun sebelum bulan Desember 2015, justru datangnya pertengah akhir tahun, sehingga mengakibatkan jadwal masa tanam padi yang dilakukan petani ikut mundur," ujarnya.
Namun, para petani di daerah itu mampu mengantisipasi selama musim penghujan yang terbatas ini dengan bergerak cepat mengolah areal sawahnya sehingga bisa terisi padi.
"Rentan masa tanam padi di Badung berkisar antara Oktober 2015 hingga Maret 2016, karena turunnya hujan pada bulan tersebut. Namun, apabila sudah melewati pada masa itu, pihaknya pesimis petani bisa bercocok tanam normal, karena curah hujan sudah sedikit," katanya.
Dari luas keseluruhan 10 ribu hektare sawah pertanian di Badung, lanjut dia, pada tahun 2016 hanya 9.000 hektare sawah ditargetkan bisa ditanami padi, artinya 80 persennya sudah berhasil tumbuh padi.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DP2K) Kabupaten Badung, I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja, di Mangupura, Minggu, menuturkan tidak hanya di Wilayah Badung, namun juga berdampak pada area sawah yang berada di Gianyar.
"Informasi yang saya dapat, proyek perbaikan irigasi air ini sudah tahap tender. Untuk, area persawahan yang terkena imbas kekeringan apabila proyek ini berjalan yakni persawahan di wilayah Abiansemal dan Mengwi, Badung, Bali," katanya.
Menurut dia, dampak kekeringan yang mengancam persawahan di kawasan tersebut, karena kemungkinan besar proyek perbaikan irigasi di daerah itu akan menutup aliran air ke ratusan hektar sawah.
Ia mengatakan, untuk perbaikan irigasi air ini kemungkinan membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan, sehingga diprediksi suplai air untuk petani akan bermasalah..
"Kabar yang saya dengar juga bahwa akan dilakukan sistem buka tutup, namun dari pengalaman sebelumnya pasti ada permasalahan dalam upaya ini," katanya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada petani di daerah itu pada akhir Maret 2016, agar menanam palawija.
Ia mengakui masa tanam padi yang ditanam petani di Badung juga banyak kendala, karena musim hujan di Bali juga cenderung terlambat.
"Hujan yang diharapkan bisa turun sebelum bulan Desember 2015, justru datangnya pertengah akhir tahun, sehingga mengakibatkan jadwal masa tanam padi yang dilakukan petani ikut mundur," ujarnya.
Namun, para petani di daerah itu mampu mengantisipasi selama musim penghujan yang terbatas ini dengan bergerak cepat mengolah areal sawahnya sehingga bisa terisi padi.
"Rentan masa tanam padi di Badung berkisar antara Oktober 2015 hingga Maret 2016, karena turunnya hujan pada bulan tersebut. Namun, apabila sudah melewati pada masa itu, pihaknya pesimis petani bisa bercocok tanam normal, karena curah hujan sudah sedikit," katanya.
Dari luas keseluruhan 10 ribu hektare sawah pertanian di Badung, lanjut dia, pada tahun 2016 hanya 9.000 hektare sawah ditargetkan bisa ditanami padi, artinya 80 persennya sudah berhasil tumbuh padi.
Pewarta: I Made Surya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: