Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei terbari dari Sinergi Data Indonesia (SDI) menyebutkan, tingkat dukungan publik (elektabilitas) bakal calon gubernur (cagub) DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menduduki urutan pertama dianatara 10 kandidat lain dengan perolehen suara responden 41,0 persen.

Direktur eksekutif SDI Barkah Patimahu didampingi pengamat politik dari IPPI Agung Suprio mengemukakan hal tersebut kepada pers di Jakarta, Minggu dalam diskusi tentang "Calon Independen vs Parpol" pada Pilgub DKI Februari 2017.

Barkah menjelaskan, elektabilitas cagub DKI berdasarkan survei SDI pada 1-12 Februari 2016, menggunakan metodologi "Multistage Random Sampling" berupa penyebaran kuesioner dan wawancara tatap muka, dengan jumlah responden 500 orang se-DKI, serta tingkat kesalahan 4,47 persen.

Selanjutnya urutan kedua dan seterusnya Ridwan Kamisl (12,4 persen), Tri Rismaharini (5,8 persen), Rano Karno (5,2 persen), Hidayat Nur Wahid (3,6 persen), Adhyaksa Dault (3,4 persen), Tantowi Yahya (2,8 persen), Djarot Saiful Hidayat (2,0 persen), Sandiaga Uno (1,8 persen), Anis Matta (0,8 persen) dan rahasia/tidak tahun 21,2 persen.

Barkah mengatakan, beberapa alasan tingkat elektabilitas Ahok tinggi, yaitu pertama tingkat popularitas paling tinggi yaitu mencapai 97,2 persen, kedua tingkat kesuksesan dalam pembangunan DKI 74,2 persen, ketiga dalam pelaksanaan pemerintaan juga dinilai baik mencapai 72,20 persen dan keempat unsur kepribadian Ahok dilihat dari ketegasan dan kejujuran tinggi mencapai 81,0 persen.

Barkah memprediksi, akan ada dua skenario bakal calon gubernur DKI pada pilkada Februari 2017, pertama calon perseorangan (independen) dengan calon dari koalisi gabungan parpol dipimpin PDIP dengan kandidat antara lain Tri Rismaharini (walikota Surabaya), Ganjar Pranowo (gubernur Jateng) dan Sandiaga Uno (pengusaha).

Skenerio kedua, yaitu ada tiga cagub DKI, yaitu calon perseorangan (independen), calon yang diusung koalisi pimpinan PDIP, calon yang diusung oleh koalisi pimpinan Gerindra.

Sementara itu, pengamat politik dari Indonesia Public Policy Institute (IPPI) Agung Suprio menambahkan, jika PDIP dan Gerindra mampu berkoalisi diperkirakan akan mampu mengalahkan calon petahana pada Pilgub DKI, dengan syarat calon tersebut mampu menampilkan visi dan misi dengan program yang bagus kepada masyarakat di DKI, seperti meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin, mengatasi kemacetan, banjir dan infrastruktur jalan.