25 balita di Tanjungpinang terinfeksi virus HIV
13 Maret 2016 14:37 WIB
Dokumentasi--Renungan Hari AIDS Sedunia. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melakukan renungan dengan menyalakan lilin saat memperingati hari AIDS Sedunia di depan kampus Unismuh Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (1/1/2015) malam. Aksi tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak melakukan diskriminasi terhadap penderita HIV AIDS. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Tanjungpinang (ANTARA News) - Sebanyak 25 balita di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau positif terinfeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) sehingga tidak dapat diberi vaksin polio tetes.
Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang Rustam, di Tanjungpinang, Minggu, mengatakan 25 balita tersebut diketahui mengidap HIV saat diperiksa petugas Pekan Imunisasi Nasional Polio 2016.
"Balita itu tidak diberi tetes polio, melainkan suntikan, karena kondisinya lemah. Suntikan itu merupakan virus polio yang sudah dimatikan, sedangkan tetes polio merupakan virus yang sudah dijinakan," ujarnya.
Dia mengatakan tidak ada penangan khusus terhadap balita yang terinfeksi HIV. Mereka tetap tinggal bersama orang tuanya.
Ada orang tua dari balita tersebut yang sudah meninggal dunia. Balita yang terinfeksi HIV itu kini tinggal bersama salah satu keluarga.
Ada pula balita yang ibunya mantan pekerja seks komersial.
"Rata-rata orang tuanya bekerja di sektor swasta," katanya.
Rustam mengemukakan PIN Polio 2016 dilaksanakan secara nasional mulai 8-15 Maret 2016. PIN Polio Kepri dibuka di Posyandu Saliara, Jalan Ganet Tanjungpinang.
Pemkot Tanjungpinang menargetkan sebanyak 23.731 orang usia 0-59 minggu mendapatkan vaksin polio tersebut.
Saat ini, kata dia sebanyak 85 persen balita sudah mendapatkan vaksin polio.
"Petugas akan mendatangi rumah warga yang memiliki balita untuk diberikan vaksin polio," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang Rustam, di Tanjungpinang, Minggu, mengatakan 25 balita tersebut diketahui mengidap HIV saat diperiksa petugas Pekan Imunisasi Nasional Polio 2016.
"Balita itu tidak diberi tetes polio, melainkan suntikan, karena kondisinya lemah. Suntikan itu merupakan virus polio yang sudah dimatikan, sedangkan tetes polio merupakan virus yang sudah dijinakan," ujarnya.
Dia mengatakan tidak ada penangan khusus terhadap balita yang terinfeksi HIV. Mereka tetap tinggal bersama orang tuanya.
Ada orang tua dari balita tersebut yang sudah meninggal dunia. Balita yang terinfeksi HIV itu kini tinggal bersama salah satu keluarga.
Ada pula balita yang ibunya mantan pekerja seks komersial.
"Rata-rata orang tuanya bekerja di sektor swasta," katanya.
Rustam mengemukakan PIN Polio 2016 dilaksanakan secara nasional mulai 8-15 Maret 2016. PIN Polio Kepri dibuka di Posyandu Saliara, Jalan Ganet Tanjungpinang.
Pemkot Tanjungpinang menargetkan sebanyak 23.731 orang usia 0-59 minggu mendapatkan vaksin polio tersebut.
Saat ini, kata dia sebanyak 85 persen balita sudah mendapatkan vaksin polio.
"Petugas akan mendatangi rumah warga yang memiliki balita untuk diberikan vaksin polio," katanya.
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: