Dinkes Lebak imbau warga tidak tolak PIN Polio
11 Maret 2016 20:53 WIB
Ilustrasi--PIN Polio Di Kupang. Seorang petugas kesehatan mencelupkan jari balita ke tinta usai mendapatkan vaksin polio saat pencanangan Pekan Imuninasi Nasional (PIN) di Kupang, NTT Rabu (7/3). Pemerintah Kota Kupang telah mendistribusikan 45.000 vaksin polio ke-11 puskesmas, dan kemudian puskesmas akan mendistribusikan vaksin tersebut ke 400 pos PIN Polio yang telah dibentuk. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Lebak (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Banten, mengimbau warga di daerah itu untuk tidak menolak Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio guna mendukung Indonesia bebas polio.
"Imbauan ini sehubungan adanya seorang warga Desa Pasir Kupa Kecamatan Kalanganyar saat dilakukan vaksin imunisasi polio oleh petugas medis, menolaknya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Maman Sukirman di Lebak, Jumat.
Ia mengajak masyarakat yang memiliki balita agar dilakukan vaksin imunisasi polio yang dilayani oleh petugas medis tersebar di 9.700 Poyandu, 1.981 Pos Pin, 42 Puskesmas, Pembantu Puskesmas, Poskesdes dan rumah sakit dan pos-pos pelayanan imunisasi di tempat umum, seperti terminal, pasar, stasiun dan lokasi lainnya.
Pemerintah daerah menargetkan PIN Polio 2016 sekitar 95 persen dari sasaran sebanyak 130.286 anak balita.
Saat ini, petugas medis terus bekerja keras agar pencapaian target terealisasi sehingga Lebak terbebas dari polio.
Sebab, jika tidak dilakukan imunisasi polio tentu cukup rentan terjangkit penyakit polio.
Karena itu, pihaknya meminta kepada petugas medis jangan sampai satupun balita yang tidak ditetes polio, termasuk balita di kawasan Baduy.
Apabila, anak tidak dilakukan imunisasi cukup berpotensi terhadap serangan campak maupun polio.
"Kami mengajak masyarakat agar membawa anak-anaknya yang berusia balita untuk ditetes imunisasi," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, kasus polio di Kabupaten Lebak hingga menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) pada tahun 2004 lalu dan puluhan anak mengalami polio pada bagian kaki.
Kemungkinan penderita polio tersebut cacat permanen akibat orangtua tidak membawa anaknya ke petugas medis untuk dilakukan imunisasi.
Karena itu, pemerintah meluncurkan gerakan PIN diharapkan balita-balita dapat dilakukan imunisasi massal.
"Kami berharap masyarakat mendatangi Pos PIN maupun Posyandu dan Puskesmas untuk dilakukan imunisasi tetes polio," katanya.
Sejumlah Pos PIN Polio di Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak menyasar anak-anak balita yang sedang bepergian bersama keluarga atau orang tua dengan angkutan umum.
"Kami menyisir balita yang menumpang angkutan di Terminal Bus Mandala Rangkasbitung dilakukan vaksin imunisasi polio," kata Yopi, Pengelola Program Imunisasi Polio Puskesmas Mandala.
Selama ini, masyarakat yang membawa balita naik angkutan menyambut positif dengan PIN Polio yang dilaksanakan sejak 8 Maret 2016.
Anak-anak yang sedang berada di angkutan dilakukan vaksin polio oleh petugas dengan senang hati tanpa penolakan.
Petugas menyisir anak-anak balita dengan mendatangi semua angkutan untuk melakukan vaksin imunisasi polio sebab pelaksanaan PIN itu guna menyukseskan Indonesia terbebas dari penyakit polio.
"Kami juga membuka Pos Pin sekitar Terminal Mandala untuk menjaring balita yang tidak sempat dilakukan vaksin karena dalam perjalanan," katanya.
"Imbauan ini sehubungan adanya seorang warga Desa Pasir Kupa Kecamatan Kalanganyar saat dilakukan vaksin imunisasi polio oleh petugas medis, menolaknya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Maman Sukirman di Lebak, Jumat.
Ia mengajak masyarakat yang memiliki balita agar dilakukan vaksin imunisasi polio yang dilayani oleh petugas medis tersebar di 9.700 Poyandu, 1.981 Pos Pin, 42 Puskesmas, Pembantu Puskesmas, Poskesdes dan rumah sakit dan pos-pos pelayanan imunisasi di tempat umum, seperti terminal, pasar, stasiun dan lokasi lainnya.
Pemerintah daerah menargetkan PIN Polio 2016 sekitar 95 persen dari sasaran sebanyak 130.286 anak balita.
Saat ini, petugas medis terus bekerja keras agar pencapaian target terealisasi sehingga Lebak terbebas dari polio.
Sebab, jika tidak dilakukan imunisasi polio tentu cukup rentan terjangkit penyakit polio.
Karena itu, pihaknya meminta kepada petugas medis jangan sampai satupun balita yang tidak ditetes polio, termasuk balita di kawasan Baduy.
Apabila, anak tidak dilakukan imunisasi cukup berpotensi terhadap serangan campak maupun polio.
"Kami mengajak masyarakat agar membawa anak-anaknya yang berusia balita untuk ditetes imunisasi," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, kasus polio di Kabupaten Lebak hingga menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) pada tahun 2004 lalu dan puluhan anak mengalami polio pada bagian kaki.
Kemungkinan penderita polio tersebut cacat permanen akibat orangtua tidak membawa anaknya ke petugas medis untuk dilakukan imunisasi.
Karena itu, pemerintah meluncurkan gerakan PIN diharapkan balita-balita dapat dilakukan imunisasi massal.
"Kami berharap masyarakat mendatangi Pos PIN maupun Posyandu dan Puskesmas untuk dilakukan imunisasi tetes polio," katanya.
Sejumlah Pos PIN Polio di Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak menyasar anak-anak balita yang sedang bepergian bersama keluarga atau orang tua dengan angkutan umum.
"Kami menyisir balita yang menumpang angkutan di Terminal Bus Mandala Rangkasbitung dilakukan vaksin imunisasi polio," kata Yopi, Pengelola Program Imunisasi Polio Puskesmas Mandala.
Selama ini, masyarakat yang membawa balita naik angkutan menyambut positif dengan PIN Polio yang dilaksanakan sejak 8 Maret 2016.
Anak-anak yang sedang berada di angkutan dilakukan vaksin polio oleh petugas dengan senang hati tanpa penolakan.
Petugas menyisir anak-anak balita dengan mendatangi semua angkutan untuk melakukan vaksin imunisasi polio sebab pelaksanaan PIN itu guna menyukseskan Indonesia terbebas dari penyakit polio.
"Kami juga membuka Pos Pin sekitar Terminal Mandala untuk menjaring balita yang tidak sempat dilakukan vaksin karena dalam perjalanan," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: