Presiden Jokowi minta masyarakat tidak takut MEA
11 Maret 2016 14:32 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan kuliah umum pada Sidang Senat Terbuka Lustrum VIII Universitas Sebelas Maret di auditorium universitas setempat , Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/3). (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Karanganyar (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk tidak takut bersaing dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah diimplementasikan pada Desember 2015.
"Jika saya dengar terutama di media sosial itu yang harus kita penuhi budaya-budaya etos kerja, budaya berpikir positive thinking, budaya optimisme yang harus kita bangun," kata Presiden dalam kuliah umum saat Sidang Senat Terbuka Lustrum 8 di Universitas Sebelas Maret Solo, pada Jumat.
Menurut Presiden, sejumlah negara lain di ASEAN khawatir menghadapi persaingan dalam MEA.
Jokowi menjelaskan bahkan ada kepala negara yang mengaku kepada dia bahwa negara lain khawatir akan diserbu tenaga kerja dari Indonesia.
"Artinya apa, negara-negara di sekitar kita takut dengan kita. Jadi saya titip kita jangan takut," tegas Jokowi.
Terkait tantangan masyarakat Indonesia ke depan, Presiden menjelaskan bahwa persaingan bukan hanya terhadap produk barang dan jasa melainkan persaingan kualitas individu dan sumber daya manusia.
Presiden juga meminta sejumlah perguruan tinggi untuk memperkuat riset di bidang energi dan pangan untuk memperkuat inovasi dan meningkatkan daya saing.
"Jika saya dengar terutama di media sosial itu yang harus kita penuhi budaya-budaya etos kerja, budaya berpikir positive thinking, budaya optimisme yang harus kita bangun," kata Presiden dalam kuliah umum saat Sidang Senat Terbuka Lustrum 8 di Universitas Sebelas Maret Solo, pada Jumat.
Menurut Presiden, sejumlah negara lain di ASEAN khawatir menghadapi persaingan dalam MEA.
Jokowi menjelaskan bahkan ada kepala negara yang mengaku kepada dia bahwa negara lain khawatir akan diserbu tenaga kerja dari Indonesia.
"Artinya apa, negara-negara di sekitar kita takut dengan kita. Jadi saya titip kita jangan takut," tegas Jokowi.
Terkait tantangan masyarakat Indonesia ke depan, Presiden menjelaskan bahwa persaingan bukan hanya terhadap produk barang dan jasa melainkan persaingan kualitas individu dan sumber daya manusia.
Presiden juga meminta sejumlah perguruan tinggi untuk memperkuat riset di bidang energi dan pangan untuk memperkuat inovasi dan meningkatkan daya saing.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: