Wapres berharap ada temuan baru dari GMT
9 Maret 2016 10:55 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kanan) didampingi Ibu Mufidah Jusuf Kalla (kiri) dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kanan) menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) di Lapangan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu, (9/2). (ANTARA FOTO/Darwin Fatir/YU/ama/16.)
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan ada temuan baru mengenai ilmu pengetahuan dari fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT).
"Bagi generasi muda fenomena alam seperti ini rutin dan bisa timbul teori-teori baru," katanya sesuai menyaksikan GMT bersama masyarakat di Lapangan Desa Kotapulu, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Rabu.
Menurut dia, GMT adalah fenomena alam yang bisa diprediksikan jauh hari sebelumnya.
"Ini fenomena luar biasa yang jarang terjadi. Saya bersyukur tempat ini nyaman dan tidak terhalang mendung. Ilmuwan berdatangan ke sini," ujarnya didampingi Menkominfo Rudiantara dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya.
JK berharap fenomena itu disikapi secara logis. "Para ilmuwan melihatnya sebagai suatu hal yang baik," ujarnya.
Ia terkesan dengan gerhana selama 2 menit 20 detik pada pukul 08.37 WITA itu.
JK mengenakan kacamata khusus yang disediakan pihak panitia sekaligus memantau layar monitor yang disediakan BMKG agar tidak sedikit pun melewatkan detik-detik krusial saat siang berubah menjadi gelap sebelum terang lagi.
"Bagi saya sangat indah. Bagaimana matahari yang berjarak sekitar 150 juta kilometer dari bumi dan bulan berjarak 40 juta kilometer dapat terlihat pada sisi yang pas. Ini tanda kebesaran Allah," ujarnya takjub.
"Bagi generasi muda fenomena alam seperti ini rutin dan bisa timbul teori-teori baru," katanya sesuai menyaksikan GMT bersama masyarakat di Lapangan Desa Kotapulu, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Rabu.
Menurut dia, GMT adalah fenomena alam yang bisa diprediksikan jauh hari sebelumnya.
"Ini fenomena luar biasa yang jarang terjadi. Saya bersyukur tempat ini nyaman dan tidak terhalang mendung. Ilmuwan berdatangan ke sini," ujarnya didampingi Menkominfo Rudiantara dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya.
JK berharap fenomena itu disikapi secara logis. "Para ilmuwan melihatnya sebagai suatu hal yang baik," ujarnya.
Ia terkesan dengan gerhana selama 2 menit 20 detik pada pukul 08.37 WITA itu.
JK mengenakan kacamata khusus yang disediakan pihak panitia sekaligus memantau layar monitor yang disediakan BMKG agar tidak sedikit pun melewatkan detik-detik krusial saat siang berubah menjadi gelap sebelum terang lagi.
"Bagi saya sangat indah. Bagaimana matahari yang berjarak sekitar 150 juta kilometer dari bumi dan bulan berjarak 40 juta kilometer dapat terlihat pada sisi yang pas. Ini tanda kebesaran Allah," ujarnya takjub.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: