Gerhana Matahari di Pontianak tertutup awan
9 Maret 2016 08:17 WIB
Ilustrasi - Warga menyaksikan gerhana matahari di atas jembatan Ampera Palembang,Sumsel, Rabu (9/3). Gerhana Matahari Total di Palembang tidak dapat dinikmati secara sempurna karena terhalang awan. (ANTARA FOTO/ Feny Selly/ama/16)
Pontianak (ANTARA News) - Gerhana matahari di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, yang diprediksi terjadi sekitar pukul 06.26 WIB hingga pukul 07.27 WIB tertutup awan mendung, sehingga ratusan warga yang sudah antusias untuk menyaksikannya hanya bisa melihat gerhana matahari dari provinsi lainnya dari layar infokus saja yang disiapkan pihak Lapan.
"Kami sudah sejak pukul 06.00 WIB berada di Lapan Pontianak, untuk menyaksikan gerhana matahari, tetapi tidak bisa melihatnya karena tertutup awan," kara Rangga salah seorang siswa SMP di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, dia dan teman-temannya sengaja datang ke Kantor Lapan Pontianak untuk melihat kejadian gerhana matahari menggunakan teropong dan kaca mata khusus yang disediakan pihak Lapan.
Kota Pontianak dan sekitarnya diguyur hujan cukup lebat sejak dini hari, Rabu, saat berita dibuat Pontianak dan sekitarnya masih diselimuti awan mendung.
Sebelumnya, Kepala Bidang Perjalanan Pengenalan Wisata Pasar Asia Tenggara, Kementerian Pariwisata, Hari Budiarti menyatakan, pihaknya mengundang sejumlah media, baik cetak dan elektronik dari Malaysia, untuk meliput kejadian gerhana matahari di Pontianak.
"Ada sembilan media, baik cetak dan elektronik dari Malaysia yang kami undang khusus untuk meliput secara langsung terjadinya gerhana matahari di Kota Pontianak dan sekitarnya," katanya.
Ia berharap, dengan diundangnya para awak media dari negara tetangga tersebut, maka nantinya mereka bisa menceritakan dan mempromosikan objek-objek wisata di Kota Pontianak dan Kalbar umumnya.
"Kami berharap dengan promosi seperti ini, maka potensi Kota Pontianak dan Singkawang dikenal oleh masyarakat Malaysia, sehingga ke depannya kunjungan wisatawan manca negara dari negara tetangga tersebut terus meningkat," ungkapnya.
Pemerintah Kota Pontianak dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) setempat, menyiapkan dua lokasi untuk tempat masyarakat menyaksikan gerhana matahari total (GMT) di kota itu, Rabu (9/3).
Bagi masyarakat yang akan menyaksikan gerhana matahari total, bisa di halaman Masjid Raya Mujahidin dan di Kantor Lapan Pontianak di Jalan 28 Oktober, Kelurahan Siantan Hulu.
Sementara itu, Kepala Lapan Pontianak, Muzirwan menyatakan uniknya GMT yang melewati daratan hanya di Indonesia, termasuk di Kota Pontianak, sementara di negara lainnya di lautan lepas.
Ia menyatakan, pihaknya menyediakan sebanyak 180 kaca mata khusus untuk melihat kejadian yang hanya terjadi ratusan tahun sekali ini (di tempat yang sama).
Namun jumlah sebanyak itu akan dibagi untuk dua lokasi pengamatan, yakni di Kantor Lapan Pontianak dan Masjid Raya Mujahidin.
Muzirwan menambahkan, khusus di Kota Pontianak dilewati oleh gerhana matahari sedang, dengan sekitar 92,96 persen, tetapi pihak Lapan akan melakukan penelitian terkait kejadian gerhana matahari sedang tersebut.
"Kemungkinan besar gerhana matahari total bisa dilihat di Ketapang, karena di Palangkaraya akan terjadi gerhana matahari total," ujarnya.
"Kami sudah sejak pukul 06.00 WIB berada di Lapan Pontianak, untuk menyaksikan gerhana matahari, tetapi tidak bisa melihatnya karena tertutup awan," kara Rangga salah seorang siswa SMP di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, dia dan teman-temannya sengaja datang ke Kantor Lapan Pontianak untuk melihat kejadian gerhana matahari menggunakan teropong dan kaca mata khusus yang disediakan pihak Lapan.
Kota Pontianak dan sekitarnya diguyur hujan cukup lebat sejak dini hari, Rabu, saat berita dibuat Pontianak dan sekitarnya masih diselimuti awan mendung.
Sebelumnya, Kepala Bidang Perjalanan Pengenalan Wisata Pasar Asia Tenggara, Kementerian Pariwisata, Hari Budiarti menyatakan, pihaknya mengundang sejumlah media, baik cetak dan elektronik dari Malaysia, untuk meliput kejadian gerhana matahari di Pontianak.
"Ada sembilan media, baik cetak dan elektronik dari Malaysia yang kami undang khusus untuk meliput secara langsung terjadinya gerhana matahari di Kota Pontianak dan sekitarnya," katanya.
Ia berharap, dengan diundangnya para awak media dari negara tetangga tersebut, maka nantinya mereka bisa menceritakan dan mempromosikan objek-objek wisata di Kota Pontianak dan Kalbar umumnya.
"Kami berharap dengan promosi seperti ini, maka potensi Kota Pontianak dan Singkawang dikenal oleh masyarakat Malaysia, sehingga ke depannya kunjungan wisatawan manca negara dari negara tetangga tersebut terus meningkat," ungkapnya.
Pemerintah Kota Pontianak dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) setempat, menyiapkan dua lokasi untuk tempat masyarakat menyaksikan gerhana matahari total (GMT) di kota itu, Rabu (9/3).
Bagi masyarakat yang akan menyaksikan gerhana matahari total, bisa di halaman Masjid Raya Mujahidin dan di Kantor Lapan Pontianak di Jalan 28 Oktober, Kelurahan Siantan Hulu.
Sementara itu, Kepala Lapan Pontianak, Muzirwan menyatakan uniknya GMT yang melewati daratan hanya di Indonesia, termasuk di Kota Pontianak, sementara di negara lainnya di lautan lepas.
Ia menyatakan, pihaknya menyediakan sebanyak 180 kaca mata khusus untuk melihat kejadian yang hanya terjadi ratusan tahun sekali ini (di tempat yang sama).
Namun jumlah sebanyak itu akan dibagi untuk dua lokasi pengamatan, yakni di Kantor Lapan Pontianak dan Masjid Raya Mujahidin.
Muzirwan menambahkan, khusus di Kota Pontianak dilewati oleh gerhana matahari sedang, dengan sekitar 92,96 persen, tetapi pihak Lapan akan melakukan penelitian terkait kejadian gerhana matahari sedang tersebut.
"Kemungkinan besar gerhana matahari total bisa dilihat di Ketapang, karena di Palangkaraya akan terjadi gerhana matahari total," ujarnya.
Pewarta: Andilala
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: