Jakarta (NTARA News) - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Susanto meminta orang tua jangan berlebihan membatasi rasa ingin tahu anak soal gerhana matahari.

"Pastikan anak difasilitasi dalam bentuk aktivitas atau kegiatan positif dan edukatif," kata Susanto lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Agar anak tidak jenuh atas kondisi pembatasan, kata dia, seyogyanya orang tua memberikan aktivitas yang menyenangkan dan aman buat anak.

Menurut dia, alangkah lebih baik jika orang tua memiliki pengetahuan cukup soal gerhana matahari sehingga dapat menjelaskan kepada anak mengenai fenomena alam itu.

"Menjelaskan pada anak sesuai fase perkembangannya, meski gerhana matahari itu bersejarah tapi melihat secara langsung memiliki efek samping kerusakan pada mata yang disebut solar eclipse retinopathy. Jika ingin melihat pastikan dengan alat yang aman. Menggunakan teleskop bisa jadi alternatif," kata dia.

Dia juga mengimbau agar anak dalam pantauan orang tua. Anak lebih rentan mengalami gangguan, apalagi karakteristik mata anak, memiliki lensa mata lebih jernih sehingga radiasi cahaya yang masuk ke mata lebih banyak dibandingkan orang dewasa.

"Masyarakat agar tidak menggunakan mata telanjang saat melihat gerhana matahari," kata dia.