Bekraf: film animasi Indonesia miliki prospek bagus
7 Maret 2016 20:03 WIB
Ilustrasi. Film Animasi Lokal. Presiden Direktur Biznet Networks Adi Kusuma (kiri) dan Animation Production Manager Arlen Christian (kanan) memperhatikan proses pembuatan film animasi berjudul Animarsh di studio Max3, Jakarta, Kamis (18/7/13). Biznet Networks melalui jaringan TV Kabel Max3 meluncurkan program terbaru Animarsh yaitu film animasi lokal pertama di Indonesia yang khusus utnuk tayangan pendidikan anak. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
Kudus (ANTARA News) - Film animasi di Tanah Air masih memiliki prospek yang bagus ketika dikembangkan dengan serius karena memiliki efek ganda yang cukup luar biasa, kata Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf.
"Bahkan, sektor animasi nantinya bisa memberikan kontribusi yang besar bagi Indonesia, karena dari sebuah cerita animasi atau sebuah karakter yang diciptakan bisa dijadikan aneka produk, mulai dari boneka, mainan, permainan serta produk bernilai lainnya," ujarnya ditemui usai menghadiri peresmian studio animasi di SMK Raden Umar Said di Kudus, Senin.
Nantinya, kata dia, ribuan orang akan mendapatkan penghidupan dari sektor animasi yang merupakan sebuah kreativitas yang menghasilkan nilai ekonomi untuk bangsa.
Untuk itu, kata dia, kekayaan intelektual tersebut juga harus dilindungi dan dimodernisasi.
Ia mencontohkan, film "Star Wars" berhasil menguasai kompleks perbelanjaan dengan aneka produk dengan logo "Star Wars".
Agar bisa menggapai kesuksesan seperti halnya film animasi barat, kata dia, secara teknis memerlukan keahlian, sedangkan bangsa Indonesia saat ini termasuk ketinggalan.
Meskipun demikian, kata dia, dengan kemajuan teknologi diyakini sumber daya manusia yang ada saat ini bisa mengejar ketinggalan tersebut.
Negara Korea sebelum sektor perfilman berhasil maju seperti sekarang, kata dia, membutuhkan waktu hingga 13 tahun dan China butuh waktu 10 tahun.
Dengan perkembangan yang ada saat ini, termasuk hadirnya SMK Raden Umar Said Kudus yang memiliki studio animasi berkelas dunia, dia yakin, untuk mengejar kemampuan berproduksi dan menciptakan karakter-karakter sendiri dari konten lokal hanya butuh waktu sekitar lima tahunan.
Terkait perlunya dukungan investor, kata dia, pemerintah sudah berupaya menarik minat investor asing untuk menanamkan investasinya di bidang perfilman.
"Hasil kunjungan ke Amerika Serikat, terdapat beberapa investor yang menyatakan minatnya untuk menanamkan investasinya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, prospek film animasi di Tanah Air juga menarik minat investor dari Korea dan China.
Hal itu, kata dia, tentunya menjadi berita baik bagi untuk semua orang karena nantinya bangsa ini bisa meningkatkan kapasitas, kemampuan, nilai produksi dan semuanya akan terimbas dengan positif.
Apalagi, lanjut dia, produksi film animasi lokal konten sejauh ini belum banyak karena yang terlihat saat ini film animasi "Adit Sopo Jarwo".
Dengan karakter tersebut, dia berharap, terus berlanjut dan tidak berhenti.
Dalam rangka memajukan sektor film animasi, kata dia, pemerintah akan mendorong televisi swasta untuk memberikan kesempatan agar produk animasi Indonesia bisa ditayangkan.
Sebelumnya, kata dia, sudah ada pertemuan dengan sejumlah pemilik stasiun televisi.
"Memang perlu ada keperpihakan dari stasiun televisi. Kami akan meminta mereka membeli produk lokal yang tidak semurah ketika mereka membeli film dari Hollywood karena produksinya benar-benar baru," ujarnya.
Hadir dalam peresmian studio animasi di SMK Raden Umar Said hari ini (7/3), Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI Triawan Munaf, Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud RI Mustaghfirin Amin, Bupati Kudus Musthofa, dan Program Manager Autodesk Education Lili Setiawati.
Selain itu, hadir pula Direktur Utama Perusahaan Umum Produksi Film Negara Shelvy Arifin, Managing Director Sumitomo Mitsui Banking Corporation Ryuji Nishisaki, dan Vice President Director Djarum Foundation Agus Siswanto Wibawa serta Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi H. Serad.
Pada kesempatan tersebut, juga ditayangkan trailer film animasi berjudul "Pasoa dan Sang Pemberani" berdurasi dua menit. ***1***
"Bahkan, sektor animasi nantinya bisa memberikan kontribusi yang besar bagi Indonesia, karena dari sebuah cerita animasi atau sebuah karakter yang diciptakan bisa dijadikan aneka produk, mulai dari boneka, mainan, permainan serta produk bernilai lainnya," ujarnya ditemui usai menghadiri peresmian studio animasi di SMK Raden Umar Said di Kudus, Senin.
Nantinya, kata dia, ribuan orang akan mendapatkan penghidupan dari sektor animasi yang merupakan sebuah kreativitas yang menghasilkan nilai ekonomi untuk bangsa.
Untuk itu, kata dia, kekayaan intelektual tersebut juga harus dilindungi dan dimodernisasi.
Ia mencontohkan, film "Star Wars" berhasil menguasai kompleks perbelanjaan dengan aneka produk dengan logo "Star Wars".
Agar bisa menggapai kesuksesan seperti halnya film animasi barat, kata dia, secara teknis memerlukan keahlian, sedangkan bangsa Indonesia saat ini termasuk ketinggalan.
Meskipun demikian, kata dia, dengan kemajuan teknologi diyakini sumber daya manusia yang ada saat ini bisa mengejar ketinggalan tersebut.
Negara Korea sebelum sektor perfilman berhasil maju seperti sekarang, kata dia, membutuhkan waktu hingga 13 tahun dan China butuh waktu 10 tahun.
Dengan perkembangan yang ada saat ini, termasuk hadirnya SMK Raden Umar Said Kudus yang memiliki studio animasi berkelas dunia, dia yakin, untuk mengejar kemampuan berproduksi dan menciptakan karakter-karakter sendiri dari konten lokal hanya butuh waktu sekitar lima tahunan.
Terkait perlunya dukungan investor, kata dia, pemerintah sudah berupaya menarik minat investor asing untuk menanamkan investasinya di bidang perfilman.
"Hasil kunjungan ke Amerika Serikat, terdapat beberapa investor yang menyatakan minatnya untuk menanamkan investasinya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, prospek film animasi di Tanah Air juga menarik minat investor dari Korea dan China.
Hal itu, kata dia, tentunya menjadi berita baik bagi untuk semua orang karena nantinya bangsa ini bisa meningkatkan kapasitas, kemampuan, nilai produksi dan semuanya akan terimbas dengan positif.
Apalagi, lanjut dia, produksi film animasi lokal konten sejauh ini belum banyak karena yang terlihat saat ini film animasi "Adit Sopo Jarwo".
Dengan karakter tersebut, dia berharap, terus berlanjut dan tidak berhenti.
Dalam rangka memajukan sektor film animasi, kata dia, pemerintah akan mendorong televisi swasta untuk memberikan kesempatan agar produk animasi Indonesia bisa ditayangkan.
Sebelumnya, kata dia, sudah ada pertemuan dengan sejumlah pemilik stasiun televisi.
"Memang perlu ada keperpihakan dari stasiun televisi. Kami akan meminta mereka membeli produk lokal yang tidak semurah ketika mereka membeli film dari Hollywood karena produksinya benar-benar baru," ujarnya.
Hadir dalam peresmian studio animasi di SMK Raden Umar Said hari ini (7/3), Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI Triawan Munaf, Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud RI Mustaghfirin Amin, Bupati Kudus Musthofa, dan Program Manager Autodesk Education Lili Setiawati.
Selain itu, hadir pula Direktur Utama Perusahaan Umum Produksi Film Negara Shelvy Arifin, Managing Director Sumitomo Mitsui Banking Corporation Ryuji Nishisaki, dan Vice President Director Djarum Foundation Agus Siswanto Wibawa serta Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi H. Serad.
Pada kesempatan tersebut, juga ditayangkan trailer film animasi berjudul "Pasoa dan Sang Pemberani" berdurasi dua menit. ***1***
Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: