Udara Dumai mulai diselimuti kabut asap Karhutla
6 Maret 2016 23:29 WIB
Petugas hangar mengamati kabut asap yang mulai meyelimuti Bandara Pinang Kampai kota Dumai, Dumai, Riau, Senin (7/3/16). Asap yang terbawa angin berasal dari lahan yang terbakar mulai menyelimuti kawasan Bandara Pinang Kampai Dumai namun otoritas bandara setempat mengatakan penerbangan masih di nilai aman dengan jarak pandang sekitar 3000 meter. (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)
Dumai, Riau (ANTARA News) - Kualitas udara di Kota Dumai, Riau pada Minggu malam terpantau mulai tercemar dengan kemunculan kabut asap sangat tebal dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang mulai marak belakangan ini.
Warga Dumai Anto merasakan kemunculan kabut asap kali ini sangat tebal dengan bau pekat menyengat dan sudah terasa hingga memasuki rumah pemukiman masyarakat.
"Kabut asap ini baru nampak tapi sudah langsung pekat, dan kita berharap jangan sampai berlangsung lama karena sangat merugikan dan menganggu aktivitas sehari hari," katanya.
Menurut dia, kabut asap telah menutupi pemandangan malam hari di ruas jalan Kota Dumai karena sangat tebal, dan ini membuat banyak masyarakat kaget dan tidak siap dengan kondisi udara tercemar tersebut.
Para pengendara sepeda motor di jalan raya terlihat masih banyak yang tidak memakai kain pembatas hidung atau masker karena kabut asap mendadak muncul menyelimuti daerah ini, diduga dibawa oleh angin.
Warga lain, Ari mengaku terkejut dengan kondisi udara yang sudah dikepung kabut asap ini, sehingga saat berkendara membuat mata berair karena tidak memakai helm pelindung.
"Mata jadi perih dan berair karena kabut asap di jalan sangat pekat dan membatasi jarak pandang jadi pendek," ujarnya.
Mereka berharap supaya kabut asap ini secepatnya dapat diatasi agar kesehatan lingkungan terjaga dan masyarakat tidak diserang berbagai penyakit akibat kualitas udara memburuk.
Kebakaran hutan dan lahan mulai marak terjadi di sejumlah wilayah Kota Dumai dengan belasan titik api, dan bahkan hampir mendekati lokasi Bandar Udara Pinang Kampai di Kecamatan Dumai Timur, namun upaya pemadaman terus dilakukan dengan dukungan water booming.
Warga Dumai Anto merasakan kemunculan kabut asap kali ini sangat tebal dengan bau pekat menyengat dan sudah terasa hingga memasuki rumah pemukiman masyarakat.
"Kabut asap ini baru nampak tapi sudah langsung pekat, dan kita berharap jangan sampai berlangsung lama karena sangat merugikan dan menganggu aktivitas sehari hari," katanya.
Menurut dia, kabut asap telah menutupi pemandangan malam hari di ruas jalan Kota Dumai karena sangat tebal, dan ini membuat banyak masyarakat kaget dan tidak siap dengan kondisi udara tercemar tersebut.
Para pengendara sepeda motor di jalan raya terlihat masih banyak yang tidak memakai kain pembatas hidung atau masker karena kabut asap mendadak muncul menyelimuti daerah ini, diduga dibawa oleh angin.
Warga lain, Ari mengaku terkejut dengan kondisi udara yang sudah dikepung kabut asap ini, sehingga saat berkendara membuat mata berair karena tidak memakai helm pelindung.
"Mata jadi perih dan berair karena kabut asap di jalan sangat pekat dan membatasi jarak pandang jadi pendek," ujarnya.
Mereka berharap supaya kabut asap ini secepatnya dapat diatasi agar kesehatan lingkungan terjaga dan masyarakat tidak diserang berbagai penyakit akibat kualitas udara memburuk.
Kebakaran hutan dan lahan mulai marak terjadi di sejumlah wilayah Kota Dumai dengan belasan titik api, dan bahkan hampir mendekati lokasi Bandar Udara Pinang Kampai di Kecamatan Dumai Timur, namun upaya pemadaman terus dilakukan dengan dukungan water booming.
Pewarta: Abdul Razak
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: