Bandung (ANTARA News) - Kapal besar milik anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, tidak dapat berlabuh untuk menurunkan ikan hasil tangkapannya karena tidak adanya pelabuhan kapal besar di wilayah pantai Tasikmalaya.
"Selama ini kapal besar di Tasikmalaya tidak bisa berlabuh karena tidak punya pelabuhan," kata Ketua HNSI Kabupaten Tasikmalaya Dedi Mulyadi melalui telepon seluler, Minggu.
Ia menuturkan anggota HNSI Kabupaten Tasikmalaya memiliki satu kapal besar berukuran 18 GT yang biasa melaut selama sepekan sampai dua pekan.
Namun keberadaan kapal besar itu, kata dia, tidak dimbangi dengan keberadaan pelabuhan untuk memudahkan proses menurunkan ikan ke daratan.
"Karena gak ada pelabuhan kapal itu berhenti ditengah dengan menggunakan jangkar, kemudian kapal kecil mengangkut ikan hasil tangkapannya," kata Dedi.
Ia berharap laut Kabupaten Tasikmalaya memiliki pelabuhan besar seperti daerah lainnya yakni Cilacap, Sukabumi dan Cirebon untuk memudahkan nelayan mencari ikan.
"Kami harap punya pelabuhan seperti di Cilacap, Pelabuhan Ratu dan Cirebon agar kapal besar bisa berlabuh setelah menangkap ikan," katanya.
Ia menambahkan Kabupaten Tasikmalaya baru memiliki satu dermaga kecil dan sederhana yang biasa dimanfaatkan nelayan tradisional.
Selain itu, lanjut dia, ada dermaga kecil lainnya yang masih dalam tahap pembangunan.
"Kita baru satu dermaga kecil dan sederhana, dan yang lainnya sedang dalam tahap pembangunan," katanya.
Menurut dia, jika infrastruktur memadai dan nelayan memiliki kapal besar maka potensi laut di Tasikmalaya akan tergali maksimal.
Selama ini, lanjut dia, potensi laut Tasikmalaya baru termanfaatkan nelayan sekitar 13,7 persen.
"Potensi laut baru tergali sekitar 13,7 persen, itu disebabkan karena hampir seluruh nelayan melaut masih menggunakan alat yang sangat sederhana," katanya.
Kapal besar nelayan Tasikmalaya tak dapat berlabuh
6 Maret 2016 20:45 WIB
ilustrasi Kapal akan bersandar di Pelabuhan Jongor, Tegal, Jateng, Selasa (8/5/2012). (FOTO ANTARA/Oky Lukmansyah)
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: