Wisman gerhana matahari mulai berdatangan di Sigi
5 Maret 2016 12:46 WIB
Pengrajin menyelesaikan proses pembuatan kacamata dengan filter khusus yang digunakan untuk melihat fenomena gerhana matahari di Jogja Astro Club, Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (4/3). Kacamata dipasarkan kesejumlah daerah di Indonesia dengan harga antara Rp20.000 hingga Rp60.000 per buah. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Palu (ANTARA News) - Sejumlah wisatawan mancanegara dari beberapa negara di dunia telah berdatangan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, sejak beberapa hari terakhir, untuk menyaksikan langsung gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016.
"Selama sepekan ini semakin banyak wisman datang ke desa kami dalam rangka persiapan menyaksikan GMT," kata AR Hamzah, seorang tokoh pemuda Desa Pakuli Utara, Kecamatan Sidondo, Sabtu.
Ia mengatakan kebanyakan wisman datang untuk mengecek lokasi yang akan menjadi pusat pengamatan GMT. Mereka umumnya menginap di hotel-hotel di Kota Palu,Ibu kota Provinsi Sulteng, yang berjarak hanya sekitar 25 kilometer dari desa itu.
"Tetapi ada juga yang menginap di rumah-rumah penduduk setempat," kata Hamzah tanpa menyebutkan jumlahya.
Pemerintah Desa Pakuli telah meminta kepada masyarakat untuk menyiapkan rumah mereka menjadi tempat wisman menginap. Karena itu masyarakat setempat jauh hari sudah menyiapkan tempat bagi wisman yang akan menginap di desa itu.
"Rumah warga terbuka untuk semua, bukan hanya wisman, tetapi tamu lainnya," kata Hamzah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulteng Siti Norma Mardjanu mengatakan sekitar 2.000 wisman dari berbagai negara di dunia akan menyaksikan langsung GMT di sejumlah titik, khusus di Kabupaten Sigi.
Di Kabupaten Sigi yang berbatasan langsung dengan Kota Palu ada beberapa titik untuk menyaksikan langsung GMT seperti di Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa, Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru dan Desa Wayu, Kecamatan Kinovaro.
Di Desa Wayu, katanya, lokasi GMT berada di area olahraga paralayang. Lokasinya berada pada ketinggian sekitar 770 meter dari permukaan laut. Dari tempat itu pengunjung bisa menikmati keindahan Kota Palu dan juga desa-desa di Sigi dan Donggala.
Dia juga mengaku selama beberapa hari ini, para wisman terus berdatangkan ke Palu. Khusus untuk hotel-hotel berbintang, semuanya sudah terisi penuh.
Beberapa hotel berbintang di Palu jauh sebelumnya sudah di-booking para wisman yang khusus untuk menyaksikan peristiwa alam tersebut.
"Selama sepekan ini semakin banyak wisman datang ke desa kami dalam rangka persiapan menyaksikan GMT," kata AR Hamzah, seorang tokoh pemuda Desa Pakuli Utara, Kecamatan Sidondo, Sabtu.
Ia mengatakan kebanyakan wisman datang untuk mengecek lokasi yang akan menjadi pusat pengamatan GMT. Mereka umumnya menginap di hotel-hotel di Kota Palu,Ibu kota Provinsi Sulteng, yang berjarak hanya sekitar 25 kilometer dari desa itu.
"Tetapi ada juga yang menginap di rumah-rumah penduduk setempat," kata Hamzah tanpa menyebutkan jumlahya.
Pemerintah Desa Pakuli telah meminta kepada masyarakat untuk menyiapkan rumah mereka menjadi tempat wisman menginap. Karena itu masyarakat setempat jauh hari sudah menyiapkan tempat bagi wisman yang akan menginap di desa itu.
"Rumah warga terbuka untuk semua, bukan hanya wisman, tetapi tamu lainnya," kata Hamzah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulteng Siti Norma Mardjanu mengatakan sekitar 2.000 wisman dari berbagai negara di dunia akan menyaksikan langsung GMT di sejumlah titik, khusus di Kabupaten Sigi.
Di Kabupaten Sigi yang berbatasan langsung dengan Kota Palu ada beberapa titik untuk menyaksikan langsung GMT seperti di Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa, Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru dan Desa Wayu, Kecamatan Kinovaro.
Di Desa Wayu, katanya, lokasi GMT berada di area olahraga paralayang. Lokasinya berada pada ketinggian sekitar 770 meter dari permukaan laut. Dari tempat itu pengunjung bisa menikmati keindahan Kota Palu dan juga desa-desa di Sigi dan Donggala.
Dia juga mengaku selama beberapa hari ini, para wisman terus berdatangkan ke Palu. Khusus untuk hotel-hotel berbintang, semuanya sudah terisi penuh.
Beberapa hotel berbintang di Palu jauh sebelumnya sudah di-booking para wisman yang khusus untuk menyaksikan peristiwa alam tersebut.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: