Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan bahwa berdasarkan pencitraan Satelit NOAA melalui sensor modis Terra dan Aqua, terdeteksi 20 titik panas masih menyebar di Provinsi Riau.

"Berdasarkan pantauan satelit pada hari ini pukul 05.00 WIB, 20 titik panas menyebar di tiga kabupaten dan kota se-Riau," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Sabtu.

Ia menjelaskan, ke 20 titik panas itu terdeteksi di Bengkalis dua titik, serta Dumai dan Siak masing-masing sembilan titik. Sementara itu, dari 20 titik panas tersebut, 16 diantaranya dipastikan sebagai titik api dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan.

Sebanyak 16 titik api itu tersebar di Dumai dan Siak masing-masing tujuh titik serta Bengkalis dua titik. Keberadaan titik api di Riau terus terpantau BMKG dalam beberapa pekan terakhir.

Meski begitu, Sugarin mengatakan bahwa kondisi jarak pandang di wilayah itu masih normal dengan jarak antara lima hingga delapan kilometer.

Hingga saat ini, dua kabupaten telah menetapkan status siaga kebakaran lahan dan hutan yakni Bengkalis dan Meranti. Kota Dumai dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menetapkan status serupa.

Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menegaskan bahwa pemerintah setempat akan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melakukan pemadaman kebakaran lahan di sejumlah wilayah itu.

"Kita maksimalkan dulu sumber daya yang ada sebelum mengajukan bantuan ke pusat. Selain itu, saat ini baru dua daerah yang menetapkan siaga darurat kebakaran lahan. Mungkin jika ada dua lagi daerah yang menetapkan status yang sama, akan kita pertimbangkan pengajuan bantuan ke pusat," jelasnya.

Lebih jauh, dia mengatakan saat ini Riau masih memliki anggaran sekitar Rp100 miliar yang tersebar di beberapa SKPD yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi kebakaran lahan.