Menperin imbau proyek fiber optik Palapa Ring gunakan produk lokal
4 Maret 2016 20:27 WIB
Menteri Perindustrian Saleh Husin bersama Menkominfo Rudiantara mendampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution saat menyaksikan penandatanaganan proyek Ring Palapa di Jakarta, Jumat (4/3/16). (Antaranews/ Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengimbau proyek pembangunan jaringan fiber optik Palapa Ring menggunakan produk yang telah mampu dihasilkan industri dalam negeri.
"Kita sudah punya 10 perusahaan produsen fiber optik dengan kemampuan produksi 1,64 juta kilometer per tahun. Jika produksi ini diserap maka dengan sendirinya menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja," kata Saleh melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.
Saleh menyampaikan hal tersebut saat menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dan Perjanjian Penjaminan Proyek Palapa Ring Paket Tengah di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Saleh mengatakan, proyek strategis nasional ini juga diharapkan mendorong ekonomi digital dan pemerataan akses komunikasi serta informasi di Indonesia.
Proyek ini menjangkau daerah-daerah di Indonesia yang dibagi dalam tiga paket wilayah yaitu barat, tengah dan timur. Panjang jaringan fiber optik mencapai sekitar 10.800 km.
"Harapan kami kepada Menteri Komunikasi dan Informatika agar dapat memerintahkan jajarannya untuk mewajibkan penggunaan produk dalam negeri kepada pemenang tender Palapa Ring ini," ujar Saleh.
Perjanjian kerja sama itu ditandatangani Kemenkominfo dengan PT LEN Telekomunikasi Indonesia dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
Menteri Kominfo Rudiantara mengatakan, pihaknya menargetkan pembangunan rampung pada 2018 dan mulai beroperasi pada 2019.
Diketahui, proyek senilai Rp8,5 triliun ini telah digagas oleh Pemerintah lebih dari 11 tahun yang lalu, yang akan membangun jaringan telekomunikasi melalui proyek Palapa Ring.
Pembangunan ini akan membantu menyediakan sarana telekomunikasi yang memang sangat dibutuhkan di era informasi dan globalisasi, khususnya kepada masyarakat Indonesia didaerah tertinggal. Produk fiber optik Indonesia telah diekspor ke India, Malaysia, Singapura, Nepal, Iran dan lain-lain serta telah memenuhi standar internasional.
"Kita sudah punya 10 perusahaan produsen fiber optik dengan kemampuan produksi 1,64 juta kilometer per tahun. Jika produksi ini diserap maka dengan sendirinya menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja," kata Saleh melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.
Saleh menyampaikan hal tersebut saat menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dan Perjanjian Penjaminan Proyek Palapa Ring Paket Tengah di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Saleh mengatakan, proyek strategis nasional ini juga diharapkan mendorong ekonomi digital dan pemerataan akses komunikasi serta informasi di Indonesia.
Proyek ini menjangkau daerah-daerah di Indonesia yang dibagi dalam tiga paket wilayah yaitu barat, tengah dan timur. Panjang jaringan fiber optik mencapai sekitar 10.800 km.
"Harapan kami kepada Menteri Komunikasi dan Informatika agar dapat memerintahkan jajarannya untuk mewajibkan penggunaan produk dalam negeri kepada pemenang tender Palapa Ring ini," ujar Saleh.
Perjanjian kerja sama itu ditandatangani Kemenkominfo dengan PT LEN Telekomunikasi Indonesia dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
Menteri Kominfo Rudiantara mengatakan, pihaknya menargetkan pembangunan rampung pada 2018 dan mulai beroperasi pada 2019.
Diketahui, proyek senilai Rp8,5 triliun ini telah digagas oleh Pemerintah lebih dari 11 tahun yang lalu, yang akan membangun jaringan telekomunikasi melalui proyek Palapa Ring.
Pembangunan ini akan membantu menyediakan sarana telekomunikasi yang memang sangat dibutuhkan di era informasi dan globalisasi, khususnya kepada masyarakat Indonesia didaerah tertinggal. Produk fiber optik Indonesia telah diekspor ke India, Malaysia, Singapura, Nepal, Iran dan lain-lain serta telah memenuhi standar internasional.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: