Bandung (ANTARA News) - Salah seorang Legenda dan mantan Pelatih Persib Bandung, Risnandar Soendoro (68) tutup usia setelah cukup lama berjuang melawan penyakit lambung akut yang lama dideritanya, Kamis.

"Bapak meninggal dunia Kamis petang pukul 17.34 WIB di rumah. Cukul lama ia sakit lambung dan dalam beberapa hari terakhir terus memburuk," kata putra almarhum, Ris Imantoro.

Almarhum meninggal dunia di rumah kediamannya di kawasan Awiligar Kota Bandung. Sebelumnya ia sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Kota Bandung.

Jenazah pemain terbaik Kompetisi Perserikatan tahun 1972-1973 itu disemayamkan di rumah duka di Jalan Linggar Sari Raya No.3 Awiligar Kota Bandung. Rencananya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nagrog Kota Bandung.

"Pemakaman akan dilakukan di TPU Nagrog, Jumat besok," kata Imantoro yang juga pewarta olahraga HU Galamedia Bandung itu.

Sementara itu Ketua Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Jawa Barat Irfan Suryadireja menyatakan kepulangan Risnandar Soendoro merupakan kehilangan besar bagi dunia olahraga khususnya cabang sepak bola. Pasalnya menurut dia hampir sepanjang hidupnya almarhum total beraktifitas dalam pembinaan sepakbola.

"Kepergian Kang Ris merupakan kehilangan besar, ia seorang pelatih yang mampu mengangkat dan memanfaatkan potensi pemain muda," kata Irfan.

Risnandar merupakan salah seorang anggota klan atau keluarga Soendoro (almarhum) yang merupakan pendiri dan Ketua Umum Persib Bandung pertama. Ris bersama empat saudara lelakinya Soenarto, Soenaryono, Soenarhadi dan Gantoro terjun sebagai pemain sepak bola bersama Persib Bandung.

Mengawali kariernya di sepak bola bersama PS Bandung pada tahun 1966, kemudian menjadi pemain Persib Senior pada 1968. Berposisi sebagai pemain bertahan, ia masuk timnas PSSI dan permainannya menarik perhatian pelatih Timnas saat itu Wiel Coerver yang menjulukinya sebagai Beckenbauer Asia.

Bahkan berkat permainan individunya yang bersinar, ia menjadi pemain terbaik Kompetisi Perserikatan 1972-1973, kendati saat itu Persib Bandung finish di urutan ketujuh.

Sebagai pelatih, Risnandar membawa Persib kembali promosi ke divisi utama pada tahun 1983 setelah lima musim terdampar di Divisi I PSSI. Masa kedua kepelatihannya di Tim Maung Bandung pada musim 1995-1996 yang membawa juara Liga Indonesia I itu ke babak 12 besar.

Sebagai pelatih dan pembina sepak bola, Risnandar juga berperan melahirkan sejumlah bintang Persib. Musim akhir kepelatihannya di kompetisi nasional ia sempat menangani Persikab Kabupaten Bandung