Polda: kesadaran masyarakat untuk berkendara aman masih rendah
3 Maret 2016 20:11 WIB
Operasi Simpatik Jaya 2016 Sejumlah petugas kepolisian melakukan pengecekan surat bermotor kepada sejumlah pengendara motor dalam operasi kepolisian Simpatik Jaya 2016 di Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (2/3). Operasi kepolisian yang berlangsung 1 Maret-21 Maret tersebut di gelar di 15 titik wilayah DKI Jakarta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tertib berlalu lintas. (ANTARA FOTO/Teresia May) ()
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Sesi Pendidikan dan Masyarakat Ditlantas Polda Metro Jaya Yovanka Mamonto mengatakan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia untuk berkendara aman masih rendah.
"Kesadaran masyarakat dalam berkendara yang aman masih rendah. Sampai September 2015, terdapat 23.000 kasus kecelakaan lalu lintas," kata Yovanka, di Jakarta, Kamis.
Menurut Yovanka, kecelakaan lalu lintas terjadi akibat adanya pelanggaran sehingga ia mengimbau agar pengemudi kendaraan harus memperhatikan keseamatan dan ketertiban.
"Dengan menerapkan berkendara yang aman diharapkan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas," ujarnya.
Ia menjelaskan, cara berkendaraan yang aman antara lain pengendara harus mempersiapkan diri mereka secara fisik sebelum mengemudikan kendaraannya, tidak dalam keadaan mengantuk apalagi mabuk.
Selanjutnya, pengendara harus terlebih dahulu mengecak kendaraannya, misal kondisi rem, lampu, atau oli.
"Selanjutnya saat berkendara harus konsentrasi, perhatikan jalan dan rambu lalu lintas serta cuaca, karena kalau sehabis hujan maka jalanan licin, jadi harus hati-hati," jelas Yovanka.
Ia menambahkan pada 1 Maret hingga 21 Maret 2016 Polda Metro Jaya menggelar Operasi Simpatik Jaya di Jakarta dan daerah penyangga terutama di kawasan tertib lalu lintas (KTL).
"Ini bertujuan mengingatkan pemotor dan pengendara mobil agar tertib lalu lintas saat berkendara, bawa lengkap dokumen serta operasi ini juga bertujuan memberi edukasi bagi mereka," tuturnya.
Yovanka pun mengimbau agar pengendara mobil dan pemotor membawa lengkap dokumen seperti SIM, STNK, dan KTP serta mengutamakan keselamatan, mentaati aturan,dan tidak melawan arus.
"Kesadaran masyarakat dalam berkendara yang aman masih rendah. Sampai September 2015, terdapat 23.000 kasus kecelakaan lalu lintas," kata Yovanka, di Jakarta, Kamis.
Menurut Yovanka, kecelakaan lalu lintas terjadi akibat adanya pelanggaran sehingga ia mengimbau agar pengemudi kendaraan harus memperhatikan keseamatan dan ketertiban.
"Dengan menerapkan berkendara yang aman diharapkan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas," ujarnya.
Ia menjelaskan, cara berkendaraan yang aman antara lain pengendara harus mempersiapkan diri mereka secara fisik sebelum mengemudikan kendaraannya, tidak dalam keadaan mengantuk apalagi mabuk.
Selanjutnya, pengendara harus terlebih dahulu mengecak kendaraannya, misal kondisi rem, lampu, atau oli.
"Selanjutnya saat berkendara harus konsentrasi, perhatikan jalan dan rambu lalu lintas serta cuaca, karena kalau sehabis hujan maka jalanan licin, jadi harus hati-hati," jelas Yovanka.
Ia menambahkan pada 1 Maret hingga 21 Maret 2016 Polda Metro Jaya menggelar Operasi Simpatik Jaya di Jakarta dan daerah penyangga terutama di kawasan tertib lalu lintas (KTL).
"Ini bertujuan mengingatkan pemotor dan pengendara mobil agar tertib lalu lintas saat berkendara, bawa lengkap dokumen serta operasi ini juga bertujuan memberi edukasi bagi mereka," tuturnya.
Yovanka pun mengimbau agar pengendara mobil dan pemotor membawa lengkap dokumen seperti SIM, STNK, dan KTP serta mengutamakan keselamatan, mentaati aturan,dan tidak melawan arus.
Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: