BNPB: kondisi Kota Padang kembali normal
3 Maret 2016 16:10 WIB
Warga mengungsi setelah terjadinya gempa berpotensi tsunami di Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (2/3/2016). BMKG merilis gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter pada pukul 19.49 WIB mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai dan berpotensi tsunami sehingga membuat kepanikan warga dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww/16.)
Jakarta (ANTARA News) - Kondisi Kota Padang sudah kembali normal dan masyarakat telah beraktivitas seperti biasa, demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
"Sementara di daerah Sipora dan Sikakap, Kepulauan Mentawai sudah dapat dihubungi melalui ponsel dan kondisi masyarakat sudah berangsur normal dan komunikasi juga sudah normal," kata Sutopo dalam konferensi pers "Update Gempa 7,8 SR dan Tsunami di Mentawai" di kantor BNBP, Jakarta, Kamis.
Selain itu, kata dia, sebagian besar kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam kondisi aman seperti di Kecamatan Sikakap, Siberut Selatan, Siberut Utara, dan Siberut Barat.
Lebih lanjut, ia mengatakan kondisi kepanikan pada Rabu (2/3) malam disebabkan masyarakat lebih memilih evakuasi ke daerah perbukitan daripada memanfaatkan shelter vertikal yang telah disediakan.
Menurut Sutopo, sampai saat ini tidak ada kerusakan maupun korban jiwa dan sebagian besar masyarakat telah kembali ke rumahnya masing-masing.
"Tim reaksi cepat BNPB juga sudah berada di Kepulauan Mentawai bersama dengan Kepala BNPB (Willem Rampangilei) atas perintah Presiden Joko Widodo," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kepala BNPB Willem Rampangilei untuk turun ke lokasi bencana gempa Mentawai, Sumatera Barat.
"Presiden telah menginstruksikan Kepala BNPB untuk segera turun ke lapangan, melakukan langkah-langkah penanganan dampak gempa yang terjadi," kata Sutopo.
Presiden, kata dia, terus memantau perkembangan dampak gempa di area 682 kilometer dari barat daya Kepulauan Mentawai pada Rabu (2/3) malam yang berpotensi tsunami.
Sutopo mengatakan, Posko BNPB terus berkomunikasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait untuk mengetahui dampak gempa dan upaya penanganan di daerah sejak peringatan dini tsunami dikeluarkan.
"Sementara di daerah Sipora dan Sikakap, Kepulauan Mentawai sudah dapat dihubungi melalui ponsel dan kondisi masyarakat sudah berangsur normal dan komunikasi juga sudah normal," kata Sutopo dalam konferensi pers "Update Gempa 7,8 SR dan Tsunami di Mentawai" di kantor BNBP, Jakarta, Kamis.
Selain itu, kata dia, sebagian besar kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam kondisi aman seperti di Kecamatan Sikakap, Siberut Selatan, Siberut Utara, dan Siberut Barat.
Lebih lanjut, ia mengatakan kondisi kepanikan pada Rabu (2/3) malam disebabkan masyarakat lebih memilih evakuasi ke daerah perbukitan daripada memanfaatkan shelter vertikal yang telah disediakan.
Menurut Sutopo, sampai saat ini tidak ada kerusakan maupun korban jiwa dan sebagian besar masyarakat telah kembali ke rumahnya masing-masing.
"Tim reaksi cepat BNPB juga sudah berada di Kepulauan Mentawai bersama dengan Kepala BNPB (Willem Rampangilei) atas perintah Presiden Joko Widodo," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kepala BNPB Willem Rampangilei untuk turun ke lokasi bencana gempa Mentawai, Sumatera Barat.
"Presiden telah menginstruksikan Kepala BNPB untuk segera turun ke lapangan, melakukan langkah-langkah penanganan dampak gempa yang terjadi," kata Sutopo.
Presiden, kata dia, terus memantau perkembangan dampak gempa di area 682 kilometer dari barat daya Kepulauan Mentawai pada Rabu (2/3) malam yang berpotensi tsunami.
Sutopo mengatakan, Posko BNPB terus berkomunikasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait untuk mengetahui dampak gempa dan upaya penanganan di daerah sejak peringatan dini tsunami dikeluarkan.
Pewarta: Bernardy Ferdiansyah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: