Washington (ANTARA News) - Sekitar 50 veteran kebijakan luar negeri Republiken menandatangani surat berisi tekad mereka menjegal Donald Trump dan menolak proposal kebijakan luar negeri Trump.

Ini adalah bukti terbaru betapa ada perpecahan antara bakal calon utama kubu Republik itu dengan kelompok kemapanan dalam partai Republik.

Surat itu akan diposting Kamis pagi waktu AS dalam blog kebijakan luar negeri "War on the Rocks", kata salah seorang penggagasnya, Bryan McGrath, pensiunan Angkatan Laut AS yang menjadi penasihat Mitt Romney saat menjadi calon presiden pada Pemilu 2012.

"Kami terdiri dari orang-orang yang tepat," kata McGrath, direktur pelaksana lembaga konsultansi FerryBridge Group LLC.

Menurut dia, para pakar kebijakan luar negeri, pertahanan dan internasional Republik akan menandatangani surat yang mengikrarkan untuk tidak mendukung Donald Trump.

Blog "War on the Rocks" menyebut diri platform untuk para mantan diplomat, pejabat inteligen dan pakar dalam mengomentari masalah global dari perspesktif kaum realis. Tidak jelas siapa yang mendanai mereka.

Dua orang yang menandatangani surat ini menyatakan bahwa mereka akan berusaha keras menjegal Trump sebagai calon presiden dan presiden AS.

Penolakan mereka merujuk beberapa proposal kontroversial Trump seperti rencana membangun tembok besar di perbatasan Meksiko, mengenakan tarif bea masuk kepada Tiongkok dan mendukung metode interogasi "waterboarding" kepada pelaku teror, padahal pola ini dianggap penyiksaan.

Dov Zakheim, yang pernah menjabat wakil menteri pertahanan di era Presiden George W. Bush, dan Peter Feaver, yang menjadi staf Dewan Keamanan Nasional er Bush, memastikan ikut menandatangani petisi anti-Trump itu.

Bahkan Robert Zoellick, wakil menteri luar negeri era pemerintahan Bush dan mantan presiden Bank Dunia, juga ikut menandatangani, demikian Reuters.