Nusa Dua (ANTARANews) - Perum Perhutani melakukan terobosan mengadakan pertemuan langsung dengan para buyer (pembeli asing) gumrosin dan terpentin internasional setelah puluhan tahun bisnis komoditas tersebut dilakukan melalui agen.

Pertemuan berlangsung di Nusa Dua, Bali, Rabu malam hingga besok (2-3 Maret) antara direksi Perhutani dengan pembeli asing dari sekitar 10 negara utama pengimpor gumrosin dan terpentin dari Indonesia.

Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, secara memimpin pertemuan dengan satu per satu perwakilan perusahaan yang ingin membeli gumrosin dan terpentin dari Indonesia, diantaranya mereka berasal dari Turki, Pakistan, Jerman, Jepang, dan Uni Emirat Arab.

"Setelah lebih dari 55 tahun berada dalam bisnis gumrosin terpentin, Ini pertama kali Perhutani bertemu langsung dengan beberapa pembeli utama dari berbagai negara," kata Mustoha.

Ia mengatakan saat ini Indonesia merupakan produsen gumrosin dan terpentin ketiga terbesar setelah Tiongkok dan Brazil. Oleh karena itu, menurut dia, posisi tawar Indonesia, cq Perhutani, cukup besar dalam bisnis komoditas tersebut.

Tahun 2015 pihaknya telah mengekspor gumrosin sebanyak 55 ribu ton, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 52 ribu ton. Gumrosin dan terpentin adalah produk hasil hutan non-kayu dari getah pohon pinus yang diolah melalui proses melting, scrubber, dan pemasakan.

Produk turunan gumrosin memiliki fungsi perekat yang dibutuhkan sejumlah industri seperti industri karet/ban, cat, tinta, minuman, dan permen karet. Perhutani memiliki delapan pabrik pengolah getah pinus dari lahan hutan pinus di Jawa sebanyak 876.992,62 hektare.