Dubai (ANTARA News) - Presiden Iran Hassan Rouhani pada Selasa menyatakan niat untuk memprivatisasi industri mobil negara tersebut agar sektor tersebut dapat berkompetisi pada skala global.

Pernyataan itu merupakan indikasi kuat dari visi Rouhani yang ingin membuka perekonomian Iran terhadap pasar global.

Rouhani mengatakan, perusahaan pembuat mobil Iran, yang merupakan sub-sektor terbesar kedua setelah minyak, harus bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan asing untuk meningkatkan kualitas produk mereka.

"Industri mobil harus sepenuhnya diprivatisasi. Ini adalah sektor yang harus kompetitif," kata Rouhani dalam sambutan pada konferensi internasional perusahaan mobil di Teheran.

Negara saat ini menguasai sekitar 50 persen dari sektor otomotif di Iran.

Rencana ambisius Rouhani untuk memodernisasi perekonomian Iran tersebut nampaknya akan mendapat dukungan dari parlemen mengingat tokoh-tokoh yang dekat dengan presiden berhasil memenangi kursi parlemen dalam pemilihan umum pada Jumat lalu.

Sektor otomotif yang besar--meski ketinggalan zaman--merupakan salah satu industri yang paling atraktif bagi para investor asing yang tengah membanjiri Teheran sejak pencabutan sanksi internasional Iran pada Januari lalu menyusul tercapainya perjanjian nuklir dengan negara-negara besar.

Perusahaan mobil asal Prancis, PSA Peugeot Citroen, menandatangani kesepakatan usaha bersama dengan perusahaan otomotif terbesar Iran, Iran Khodro, pada Januari lalu.

Kedua belah pihak sebelumnya sempat mempunyai kerja sama yang harus putus di tengah jalan akibat sanksi pada 2012 lalu.

"Perusahaan otomotif di negara ini harus berkelas dunia, dan kami akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan asing sehingga kami bisa masuk ke pasar dunia," kata Rouhani seperti dilaporkan Reuters.

(Uu.G005)