Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak empat pesawat Super Tucano kembali memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI Angkatan Udara, yang merupakan pesawat latih tempur dari Brazil di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Senin.

Keempat pesawat dengan Noreg TT-3110, TT-3114, TT-3115 dan TT-3116 akan bergabung dalam skadron 21 dan akan memperkuat alutsista TNI AU khususnya Lanud Abd Saleh.

Keempat pesawat merupakan hasil MoU Pemerintah RI dengan menandatangani kontrak dengan perusahaan Brazil, Embraer dalam pembelian 16 unit pesawat tempur Super Tucano.

Kontrak yang dilakukan dua kali, yakni tahun 2010 dan 2011 juga menyebut kedatangan burung besi yang digunakan TNI AU bakal datang empat unit per tahun dimulai sejak 2012.

"Namun empat pesawat ini seharusnya hadir pada tahun 2015 lalu," kata Kepala Penerangan Lanud Abdulrahman Saleh, Mayor Sus Hamdi Londong Allo.

Hamdi Londong mengatakan Skadron Udara 21 yang berada di bawah operasional wing 2, yang bertugas mengoperasionalkan pesawat tempur taktis untuk operasi lawan udara ofensif dan operasi dukungan udara, telah menjadi kekuatan penuh dengan satu skadron udara dengan Super Tucano alutsistanya.

Super Tucano adalah jenis pesawat tempur ringan bermesin turboprop yang diproduksi oleh pabrikan pesawat Embraer yang berkedudukan di Brazil. Pesawat ini dikenal memiliki beberapa keunggulan.

Super Tucano memiliki kemampuan menempuh operasi jarak jauh karena dilengkapi mesin jenis Hartzell 5-blade dan Pratt & Whitney Canada PT6A-68C turboprop yang masing-masing berkuatan 1.196 kW. Dengan mesin tersebut, Super Tucano mampu melesat hingga 590 km per jam hingga jarak 1.330 km.

Pesawat tempur EMB 314 / A-29 Super Tucano. Empat pesawat dari 16 unit pesawat Pesawat ini menggunakan sistem avionik MIL-STD-1553 seperti yang digunakan jet tempur AS modern lainnya, seperti F-16 Falcon, F-18 Hornet, AH-64 Apache, P-3C Orion, F-15 Eagle and F-20 Tigershark.yang dipesan tersebut telah dipertontonkan pada peringatan hari jadi TNI AU yang ke-65 pada 9 April 2012.

Selain sebagai pesawat latih tingkat dasar dan lanjutan, Super Tucano juga dapat dioperasikan sebagai pesawat patroli perbatasan dan counter-insurgency operations (operasi penumpasan pemberontakan).

Pesawat sanggup bermanuver hingga +7 G dan -3,5 G. Ukurannya yang kecil sanggup mereduksi sinyal radar dan visual, dikombinasi dengan kecepatan yang tinggi dan lincah dalam bermanuver memberikan tingkat survivability cukup tinggi. Tingkat keamanannya pun bertambahan berkat pelindung baja disekitar kokpit dan critical systems redundancy.

Pada acara penerimaan ini akan diadakan acara tradisi penyambutan, yang dihadiri oleh Komandan lanud Abd Saleh Marsma TNI H RM Djoko Senoputro, Dandepohar 30 Kol Tek MY Rudiansyah, Komandan Wing 2 Kol Pnb Mochammad Arifin, Kadisops Kol Pnb Fairlyanto, Kadipers Kol Pnb Mokh Mukson, dan Kadislog Kol Tek R P Buulolo.