Kapolda: waktu pengejaran Santoso ditambah dua bulan
29 Februari 2016 23:13 WIB
Barang Bukti Teroris Poso. Kapolda Sulteng, Brigjen Pol. Idham Aziz menunjukkan magazine dan amunisi yang diamankan dari anggota teroris Poso yang tertembak mati di Mapolda Sulteng di Palu, Selasa (26/5/15). Selain senjata, aparat juga mengamankan bom dan peralatan navigasi dari dua anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang ditembak mati saat kontak senjata dengan Brimob dan Densus 88 di Dusun Gayatri Desa Maranda, Poso, Minggu (24/5). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Palu (ANTARA News) - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah, sampai H-9 waktu akhir operasi Tinombala belum membuahkan hasil dalam pengejaran kelompok sipil bersenjata yang dipimpin oleh Santoso di Kebupaten Poso dan sekitarnya.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Aziz di Palu, Senin, mengatakan bahwa operasi Tinombala yang akan berakhir 10 Maret mendatang, kemungkinan dilanjutkan selama dua bulan kedepannya.
"Untuk jumlah personilnya masih tetap seperti awal, hanya waktunya saja bertambah, kemungkinan dari 10 Maret hingga 10 Mei mendatang," ungkapnya.
Sebelumnya Polda sulteng sendiri telah menggelar Opersi Camar Maleo I hingga IV di tahun 2015 yang belum membuahkan hasil. Kemudian dilanjutkan kembali dengan Operasi Tinombala sejal 10 Januari 2016 dengan tenggat waktu 60 hari, namun sampai saat ini target operasi Santoso CS belum didapatkan.
Sebelumnya, Kepala Oprasi Daerah (Kaopsda) Tinombala Kombes Pol Leo Bona Lubis sangat optimis dalam melakukan penagkapan terhadap Santoso Cs. Menurutnya keyakinan itu didukung dengan peran masyarakat yang resah akibat terror yang mereka lakukan. Khususnya wilayah kabupaten Poso. Apalagi kata dia, oprasi Tinombala mendapat dukungan penuh dari pihak TNI.
Diketahui, dalam kurun tiga tahun terakhir, terjadi tiga kali pergantian Kepala Kepolisian Daearah (Kapolda) Sulteng, namun aksi terorisme di wilayah Poso tak kunjung tuntas. Operasi dalam rangka memberantas aksi dan menangkap seluruh pihak yang terlibat juga telah beberapa kali dilakukan, namun tak berbuah hasil yang menggembirakan.
Sejumlah operasi tersebut juga telah memakan korban, baik dari pihak Polri maupun TNI serta warga sipil.
Hal ini juga membuahkan kritik dari sejumlah aktivis, seperti LPS-HAM. Mereka menilai, operasi yang dilakukan hanya menghabiskan uang negara dan dinilai hanya menjadi tempat mencari kekayaan oknum tertentu.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Aziz di Palu, Senin, mengatakan bahwa operasi Tinombala yang akan berakhir 10 Maret mendatang, kemungkinan dilanjutkan selama dua bulan kedepannya.
"Untuk jumlah personilnya masih tetap seperti awal, hanya waktunya saja bertambah, kemungkinan dari 10 Maret hingga 10 Mei mendatang," ungkapnya.
Sebelumnya Polda sulteng sendiri telah menggelar Opersi Camar Maleo I hingga IV di tahun 2015 yang belum membuahkan hasil. Kemudian dilanjutkan kembali dengan Operasi Tinombala sejal 10 Januari 2016 dengan tenggat waktu 60 hari, namun sampai saat ini target operasi Santoso CS belum didapatkan.
Sebelumnya, Kepala Oprasi Daerah (Kaopsda) Tinombala Kombes Pol Leo Bona Lubis sangat optimis dalam melakukan penagkapan terhadap Santoso Cs. Menurutnya keyakinan itu didukung dengan peran masyarakat yang resah akibat terror yang mereka lakukan. Khususnya wilayah kabupaten Poso. Apalagi kata dia, oprasi Tinombala mendapat dukungan penuh dari pihak TNI.
Diketahui, dalam kurun tiga tahun terakhir, terjadi tiga kali pergantian Kepala Kepolisian Daearah (Kapolda) Sulteng, namun aksi terorisme di wilayah Poso tak kunjung tuntas. Operasi dalam rangka memberantas aksi dan menangkap seluruh pihak yang terlibat juga telah beberapa kali dilakukan, namun tak berbuah hasil yang menggembirakan.
Sejumlah operasi tersebut juga telah memakan korban, baik dari pihak Polri maupun TNI serta warga sipil.
Hal ini juga membuahkan kritik dari sejumlah aktivis, seperti LPS-HAM. Mereka menilai, operasi yang dilakukan hanya menghabiskan uang negara dan dinilai hanya menjadi tempat mencari kekayaan oknum tertentu.
Pewarta: Fauzi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: